KOTA BANDUNG – Rencana pembangunan Light Rail Transit (LRT) atau biasa disebut juga Kereta Api Ringan di Kota Bandung kini memasuki babak baru. Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan mengusulkan pembiayaan untuk membangun alat transportasi massal ini berasal dari APBN.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) mengatakan dengan biaya pembangunan yang berasal dari APBN maka tarif tiket yang nantinya akan diterapkan bisa terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
“Kita akan mengusulkan kepada pemerintah pusat dan usulan tersebut Insya Allah akan tertuang di Raperpres tentang LRT Bandung Raya, pembiayaan untuk LRT kita usulkan menjadi pembiayaan APBN. Ya mungkin kalau APBD juga asal sedikit dan dalam masih kemampuan APBD Jawa Barat kita akan ikut serta,” kata Aher kepada awak media ketika ditemui di Gedung Sate – Kota Bandung pada Senin siang (11/4/16).
“Mengapa kita ingin LRT itu (pembiayaannya) oleh APBN, supaya tiketnya terjangkau. Karena apa? Karena LRT Jakarta, Bogor, Bekasi, Depok (Jabodebek) itu kan menggunakan APBN dan APBD DKI Jakarta. Jadi supaya harga tiket LRT Bandung Raya tidak lebih mahal daripada LRT Jakarta,” tutur Aher.
Aher pun berharap, nantinya LRT Bandung Raya ini bisa menghubungkan semua wilayah di Kota Bandung dan sekitarnya.
“Ketika LRT itu dijadikan LRT Bandung Raya maka pembicaraannya di provinsi. Maka konsep kota (Bandung) diintegrasikan dengan konsep Bandung Raya. Tentu ke depan kita ingin, kita dengan pemerintah pusat membangun LRT-nya Bandung Raya yang tidak saja menghubungkan kawasan-kawasan di Kota Bandung tapi juga di luar Kota Bandung, seperti dari Tegalluar ke Soreang, ke Tanjungsari, ke Dago atau Tegalluar ke Cimahi, ke Padalarang dan ke tempat lainya. Jadi komprehensif kan,” harap Aher.
LRT merupakan salah satu sistem kereta api penumpang yang beroperasi di kawasan perkotaan. Konstruksi LRT ini ringan dan bisa beroperasi atau berjalan bersama lalu lintas lain atau dalam satu lintasan khusus, biasa disebut juga tram. (jp/adv)