Home » Cirebon » Balita ini Hanya Bisa Terbaring Menahan Sakit, Pemerintah Tutup Mata

Balita ini Hanya Bisa Terbaring Menahan Sakit, Pemerintah Tutup Mata

CIREBON – Balita ini hanya bisa terbaring dengan rasa sakit di mata, karena terkena tumor. Sementara orang tuanya, tidak bisa berbuat apa-apa lantaran keterbatasan ekonomi. Ironisnya, program pemerintah yang digembar-gemborkan, kesehatan gratis, tak pernah terwujud. Pemerintah, mulai dari tingkat desa sampai yang tingkatannya paling tingi seolah cuek atas derita yang dialami balita tersebut.

Alfarokan Sugema (3), balita penderita tumor ganas ini namanya. Anak semata wayang dari pasangan Fima Desi Wahyuni (25) dengen Joni (27) belum sama sekali mendapatkan pelayanan dari Pemerintah. Baik dari Pemerintah Desa, Kecamatan maupun Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon.

Reporter Jabar Publisher berhasil mewawancarai Ibundanya Alfarokan Sugema si bocah malang pengidap tumor mata. Fima sang ibunda mengatakan, gejala tumor pertama kali diketahui sekitar bulan Desember 2015 lalu. Dan sudah berkeliling Rumah sakit hingga 8 kali semuanya nihil tidak ada penanganan serius. “Pertama diketahui ada benjolan di mata sebelah kiri yang semakin hari kian membesar. Langkah yang sudah dilakukan untuk mengobati sang anak sudah ke 8 rumah sakit, tapi hasilnya belum terlihat, Alhamdulillah pagi tadi pemerintah Desa sudah membantu, “kata Fima kepada Jabar Publisher, Rabu  (17/2/2016).

Dikatakan Fima, upaya yang sudah dilakukan untuk mengobati anak semata wayangnya itu sudah ke delapan rumah sakit, pertama RSUD Waled, Cicendo, Pelabuhan, Tiar medika, RSUD Gunung Jati, Hasan Sadikin, Borneous, dan terakhir di Rumah sakit Ciremai. “Yang terakhir dirumah sakit Ciremai selama 20 hari anak malahan tidak bisa BAB, padahal sudah dibantu dengan perangsang tapi keluar hanya sedikit salak, “terangnya.

Dan terakhir, ditambahkan Fima, sudah menjajaki rumah sakit besar lainnya seperti Rumah sakit Hasan Sadikin dan Darmais. Dirumah Sakit Hasan Sadikin Bandung 16 jam sama sekali tidak ada penanganan padahal sudah diruangan IGD dan mencoba memakai fasilitas dari pemerintah yaitu BPJS, alasan rumah sakit besar tersebut selalu bilang kamar itu penuh. “Makai fasilitas pemerintah yaitu BPJS tetap aja harus booking kamar dulu, terpaksa saya bayar 400 ribu dokter langsung dateng tapi tetap aja tidak bisa ditangani, “jelasnya.

Perlu diketahui, sang Ayah Alfarokan Sugema adalah hanya seorang satpam disalah satu Koperasi yang setiap bulannya hanya mendapatkan gaji 1.350.000 perbulan. “Ya kami sih berharap kepada Pemerintah Kabupaten Cirebon ataupun Dermawan agar bisa membantu untuk kesembuhan anak kami, dan janganlah dipersulit untuk kesembuhan anak kami ini agar bisa sembuh seperti anak-anak lainnya, “harapnya. (gfr)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*