Home » Bandung » Wagub Jabar Sindir Spekulan Nakal Mainkan Harga Pangan

Wagub Jabar Sindir Spekulan Nakal Mainkan Harga Pangan

BANDUNG – Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengkritisi spekulan pangan yang memainkan harga di pasar. Maraknya spekulan ini sangat merugikan masyarakat dan petani, bahkan menjadi salah satu penyebab inflasi. Spekulan sangat merugikan masyarakat karena terlalu tinggi dalam mengambil margin penjualan. Akibatnya, harga pangan di pasaran menjadi tinggi sehingga memberatkan masyarakat.

Padahal, kata Deddy, spekulan membeli pangan dari petani dengan harga murah. “Yang untung spekulan, yang duduk tadi. Yang keringat ya petani, yang berbulan-bulan. Mereka (spekulan) enggak berkeringat, di ruang ac tinggal klik-klik saja. Kan enggak adil,” kata Deddy usai memimpin rapat koordinasi terkait program penyuluh desa, di kantor Bappeda Jabar, Bandung, Jumat (5/2/16).

Selain memainkan harga, adanya spekulan pun menjadi faktor pendorong dilakukannya kebijakan impor. “Spekulan pasti ada pengaruhnya. Beras impor ini kan murah,” ucapnya. Kendati begitu, Deddy memahami, tingkah spekulan ini terjadi karena perniagaan belum tertata dengan baik. Salah satunya karena belum adanya data yang akurat terkait potensi dan ketersediaan produk pertanian.

“Ini karena menggunakan data yang debatable. Sehingga tidak aneh apabila antar kementerian dan badan selalu tidak cocok setiap ada kebijakan impor. Selalu gaduh. Kita tidak berharap lagi ada spekulan-spekulan berbicara tentang impor komoditi ini. Karena informasi ini yang tidak valid,” bebernya. Lebih lanjut Deddy katakan, tidak adanya data yang akurat ini mengakibatkan tidak teraturnya pola tanam petani. Selama ini petani dibiarkan menanam sesuka hati tanpa arahan dari pemerintah.

Maka dari itu, ujar Deddy, pemprov akan membentuk Posluhdes untuk menyajikan data pertanian di Jabar secara akurat. Selain itu, posluhdes ini pun bertugas memberi pengarahan ke petani terkait pola tanam yang baik. Dengan teraturnya penanaman komoditas pertanian ini, diharapkan tidak ada lagi hasil pertanian yang terbuang sia-sia karena stok berlebih. Selain itu, jika terjadi kekurangan stok pun, bisa segera diketahui sehingga bisa diambil kebijakan yang tepat.

“Jadi petani bisa berpikir untuk menentukan tanamannya. Kalau kata penyuluh jangan nanam tomat karena masih banyak, petani bisa ke cabai. Atau sebaliknya. Jadi harga di petani stabil, enggak ada yang busuk karena enggak kejual. Harga di masyarakat pun stabil,” kata Deddy seraya menyebut nantinya data itu pun bisa diakses oleh siapa saja dengan memanfaatkan perkembangan teknologi.

Kepala BPMPD Jabar Dede Rusdia menilai, penyajian data pertanian secara akurat ini menjadi solusi ampuh untuk mengatasi tingkah spekulan. “Ada pemain pasar. Menyikapi calo-calo pasar, ya bentuknya dengan seperti ini,” kata Dede di tempat yang sama.

Nantinya, kata Dede, petugas penyuluh akan membimbing dan mengarahkan petani dalam menanam. Selain itu, kata Dede, Posluhdes pun nantinya akan menentukan pasar mana saja untuk menyalurkan hasil pertanian di Jabar. “Sehingga mengalirnya kebutuhan sembako setiap bulannya rata. Dengan ada penyuluh, semuanya akan tahu. Kita ingin desa ini maju, sukses,” katanya. (jay/rls)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*