Home » Bekasi » Toshiba dan Panasonic “Cabut”, Ini yang Bakal Terjadi di Bekasi

Toshiba dan Panasonic “Cabut”, Ini yang Bakal Terjadi di Bekasi

BEKASI – Melalui situs resmi PT.Toshiba akan segera menutup ‎perusahaannya yang ada di Indonesia, khususnya di Kabupaten Bekasi. Tidak hanya itu saja PT.Panasonic Lighting juga membuntutinya. Akan hengkangnya dua perusahaan yang terletak di kawasan Industri Ejip, Kecamatan Cikarang, Kabupaten Bekasi tersebut, berdampak buruk bagi ribuan buruh di Kabupaten Bekasi, mereka akan kehilangan pekerjaannya (PHK).

IMG-20160204-WA004_edit(1)Pihak Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi, melalui Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bekasi, Effendi membenarkan rencana PHK di dua perusahaan tersebut, dan menyampaikan rencana tersebut sudah dari tahun 2015 lalu. Bahkan di Panasonic sudah dirumahkan pekerjanya dari akhir tahun 2015 lalu. Menurut Effendi penyebabnya secara umum adalah anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dollar amerika dan kalah bersaing dengan produk lain yang sejenis. “PHK ini merupakan rentetan dari 15 perusahaan yang gulung tikar karena upah buruh yang melambung tinggi. Dia juga menambahkan sebelumnya juga ada PT.Starlink dan PT.Samoin yang tutup dengan PHK ribuan pekerja juga,” katanya.

Terpisah Agus Setiawan Sekretaris APINDO Kabupaten Bekasi juga menyatakan, bahwa tutupnya perusahaan tersebut lantaran besarnya biaya tenaga kerja pada upah buruhnya, yang menyebabkan pabrik hengkang.

Semetara itu, Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Bekasi, Nyumarno menanggapi berbeda terkait tutupnya beberapa pabrik tersebut, PT.Panasonic Lighting di Bekasi dan di Pasuruan Jawa Timur rencana akan tutup bukan karena ada permasalahan sengketa atau berselisih dengan pekerjanya. “Itu mereka (pengusaha) gak tahu kenapa tiba-tiba mengumumkan penutupan perusahaannya. Kemudian rencana tutupnya PT.Toshiba itu saya juga mendengar kabar akan diakuisisi oleh PT.Skywort (China) di bulan Maret 2016 nanti, namun nanti tetap akan buka lagi dengan nama PT.Skywort. Nah disini saya kurang sepakat kalau tutupnya perusahaan dikarenakan berselisih dengan pekerjanya apalagi karena tingginya upah buruh, itu ngaco namanya,” ucap Nyumarno.

Dijelaskannya, upah di Karawang lebih tinggi dari Pasuruan atau Bekasi. Namun, tidak ada kabar pabrik raksasa besar di Karawang yang hengkang karena upah buruhnya tinggi. Bahkan jika ada yang bilang PHK besar-besaran terjadi karena biaya produksi tinggi atau dampak rupiah yang anjlok, dirinya juga kurang sepakat. “Sebagaimana kita ketahui Pemerintah sudah memberikan Paket Kebijakan jilid III dan IV yang isinya lebih banyak berpihak kepada kemudahan investasi, seperti diturunkannya harga Gas untuk Industri, pemberian penurunan tarif listrik industri, diskon dan penundaan pembayaran tagihan rekening listrik bagi industri, adanya PP Pengupahan yang menjamin kepastian investasi industri, dan kebijakan kemudahan perijinan serta penanaman modal. Paket kebijakan ekonomi itu kan berpihak ke pengusaha, juga meringankan biaya kebutuhan industri. “Jadi kalau alasan tutup PHK karena upah tinggi atau dampak rupiah anjlok menurut saya sudah tidak terbukti dan terjawab dong, bukti tambahan lainnya ribuan investor juga masih datang ke Kabupaten Bekasi kok,” tutur Politisi PDI Perjuangan ini kepada Jabar Publisher.

Dengan ini, Nyumarno menduga tutupnya perusahaan akhir-akhir ini merupakan upaya anti keberadaan Serikat Pekerja yang saat ini memang perjuangannya untuk buruh dan rakyat begitu kuat dan masif. “Coba saja lihat, pabrik PT.Toshiba yang rencananya akan tutup (dengan dalil akuisisi oleh PT.Skywort), kemudian kok saya dengar akan buka lagi di bulan April 2016 dengan nama PT.Skywort dengan tetap mengeluarkan produk Toshiba. Panasonic juga sama kok, baik yang di Ejip Bekasi atau di Pasuruan Jawa Timur, keberadaan Serikat Pekerjanya begitu besar, perjuangannya juga begitu masif. Apa kita tidak boleh curiga ini hanya modus operandi agar Serikat Pekerja hangus, nanti pabrik buka lagi dengan ganti baju nama perusahaan lain,” ungkap Nyumarno dengan kesal.

Sambung Nyumarno, kalau PT.Starlink dan PT.Samoin yang lebih dulu tutup juga karena alasan turunnya order, bisa jadi juga modus operandi serupa. Pasalnya tidak ada permasalahan atau sengketa dengan pekerja awalnya, tiba-tiba saja perusahaan mengumumkan tutup. “Saya berharap modus operandi seperti ini jangan sampai terjadi, saya menghimbau kepada para investor dan pengusaha jadikan Serikat Pekerja/Serikat Buruh sebagai mitra untuk menjalin hubungan industrial yang baik, buruh kan juga asset perusahaan,” tandasnya. ‎(iar)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*