Home » Dunia » Prilaku ISIS [1]: Perawan Cantik Ditelanjangi, Dilelang di Pasar Budak

Prilaku ISIS [1]: Perawan Cantik Ditelanjangi, Dilelang di Pasar Budak

ISIS (Negra Islam Irak dan Suriah) yang kerap mengatasnamakan gerakan agama, ternyata tak ubahnya seperti kelompok tak beragama. Banyak prilaku menyimpang, bahkan jauh dari batas norma agama dan kemanusiaan, mereka lakukan. Seperti yang dilakukannya pada para gadis Yazidi, kelompok etnis minoritas di Utara Irak.

Derita pilu mereka tak berujung. Kuatnya pengaruh militan ekstrem membuat hidup mereka berakhir sebagai budak seks. Secara semena-mena kelompok militan yang mengatasnamakan agama ini menyebut mereka diperbolehkan diperkosa.

Dalam hal ini, Jabar Publisher merangkum sejumlah prilaku bejat ISIS yang dilakukan pada kaum hawa Yazidi. Rangkuman ini diambil dari berbagai sumber.

Bagian 1: Para Perawan Cantik Ditelanjangi, Dipamerkan, Dilelang di Pasar Budak

Dilansir surat kabar the Daily Mail, Kamis (21/5), kelompok militan Negra Islam Irak dan Suriah (ISIS) menangkap gadis-gadis perawan cantik di desa-desa untuk dijual ke penawar tertinggi di pasar budak di Kota Raqqa, Suriah. Dan itu, terpantau oleh Perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Kekerasan Seksual dan Konflik di Suriah Zainab Bangura.

Setelah menyerang suatu desa, anggota ISIS kemudian menelanjangi para gadis cantik untuk dites keperawanan dan dinilai tubuhnya lalu mengirim mereka ke pelelangan. Bangura mendapat informasi itu dari pengakuan para gadis etnis Yazidi di Irak, Suriah, Turki, Libanon, dan Yordania.

Lembaga pembela hak asasi Human Right Watch (HRW) melaporkan, ISIS melancarkan kejahatan seksual sistematis terhadap kaum perempuan Yazidi pada Agustus tahun lalu setelah menculik 200 gadis mereka dari sebelah utara Irak.

“Gadis-gadis cantik itu pertama ditawarkan ke para pemimpin kelompok ISIS lalu kepada para pembantunya baru kemudian ke anggota biasa,” ujar Bangura.

Para pembeli biasanya membawa tiga atau empat gadis dan menahan mereka selama beberapa bulan hingga mereka bosan lalu menjualnya lagi. “Kami mendengar cerita seorang gadis yang sudah dijual sebanyak 22 kali. Seorang pemimpin ISIS menulis nama dia di tangan gadis itu untuk menunjukkan dia adalah miliknya,” kata Bangura.

ISIS juga melarang para gadis itu memakai baju bercadar karena mereka kerap memakai kain cadar itu sebagai alat untuk gantung diri. Bangura juga menceritakan tentang seorang gadis yang dibakar hidup-hidup karena menolak gaya berhubungan seks ekstrem buat melayani nafsu syahwat para militan. (bay)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*