Home » Tasikmalaya » Gerbang Tasik » Harga Daging Ayam di Tasikmalaya Terus Merangkak Naik

Harga Daging Ayam di Tasikmalaya Terus Merangkak Naik

TASIKMALAYA – Harga daging ayam di Tasikmalaya terus merangkat naik. Di Pasar Induk Cikurubuk Kota Tasikmalaya, harga daging ayan sudah mencapai Rp45 ribu/kg, dari yang semula Rp40 ribu/kg.

Screenshot_2016-01-18-08-41-08-55[1]Kenaikan harga daging ayam di Pasar Induk Cikurubuk Kota Tasikmalaya ini tidak bisa dibendung lagi. Bahkan dampak kenaikan harga yang terus terjadi selama ini mengakibatkan sejumlah pedagang melakukan aksi mogok berjualan. Karena tidak mau mengambil resiko. Namun ada juga yang tetap berjualan karena menghabiskan stok yang lama, meskipun daging ayam yang dijual tidak segar lagi.

“Ya kalau omset menurun pa, tapi gimana lagi. Semua ayam ini kan saya beli, kalau tidak terjual ya saya rugi besar,” keluah Sulaeman, pedagang Pasar di Cikurubuk.

Jika tidak laku dijual, Sulaeman mengaku potongan daging ayam yang dipajang ini dimasukan tempat pendinginan. Tapi menurut dia cukup tahan lama sampai satu minggu, karena lebih dari satu minggu kondisi daging ayam akan mengeluarkan bau tidak sedap dan tidak layak konsumsi.

Selain para pedagang, sejumlah poultry shop di Tasikmalaya, yang juga pemasok ayam ke kota-kota besar di indonesia mengeluh, pasalnya kenaikan harga daging ayam tersebut ditenggarai akibat jeleknya kualiatas pakan yang ada di Indonesia. Dijelaskan maman, staf ahli di Sukahati Poultry Shoup. Naiknya harga ayam diakibatkan karena persedian ayam semakin berkurang karena pertumbuhan ayam boiler semakin melambat, hal ini diakibatkan jeleknya kualiatas pakan yang ada di Indonesia.

“Ini udah telat, biasa yang usia ayam 27 hari beratnya 1,4 kg. ini 30 hari baru 9 ons. Nah ini efek dominorkarena kualitas pakan yang turun. Hampir semua merek pakan semua lagi turun. Ya mungkin karena bahan bakunya itu. konon kemaren bahan sempat tertahan dipelabuhan dan tidak boleh dibongkar karena lebih memprioritaskan jagong dalam negri. Ternyata jagung di dalam negri tidak memenuhi kebutuhan pabrik-pabrik yang ada di Indonesia,“ katanya.

Selain pedagang kecil di pasaran, kerugian juga dialami oleh perusahaan besar. Mengingat pertumbuhan ayam produksi  lambat, pihak pengusaha harus menambah biaya ekstra. Selain itu juga harga doc ada kenaikan sebesar 750 rupiah perekor. (dsk)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*