TASIKMALAYA – Jika anda ingin merasa di Paris dan berpose di Menara Eiffel, sebaiknya anda berkunjung ke Kabupaten Tasikmalaya. Karena di Tasikmalaya ada replikanya, yang dibangun oleh para seniman. Replika Menara Eiffel setinggi 35 meter. Uniknya, replika itu dibangun menggunakan bambu.
Pembangunan menara ini dimulai dari sejak awal bulan November lalu, dari mulai merancang design, hingga pembangunan. Kini menara ini sudah selesai dibangun sejak tanggal 31 Desember 2015 lalu dan sekarang dalam masa pemeliharaan.
Ide pembangunan menara yang tersohor di paris ini berawal dari keinginan para seniman untuk mengenang masa lalu. Adalah Aditia Hiracahya (39) , seorang Seniman sekaligus pelopor pembangunan Replika Menara Eiffel dari bambu. Dikatakan aditia, pembangunan replika menara Eiffel tercetus untuk mengingat masa lalu, dimana pada 117 tahun lalu pernah dibangun menara serupa setelah sepuluh tahun menara Eiffel di Paris berdiri kukuh.
“Alasan yang pertama karena nilai historisnya, kita ditasik 117 tahun yang lalu pernah dibikin menara yang serupa, nah 117 tahun kemudian,saya pribadi dengan para pengrajin ingin membangun lagi, dengan tujuan untuk membangkitkan kreativitas para pengrajin,“ ujar Aditia.
Adit, menuturkan untuk pembangunan replika menara Eiffel dari bambu ini telah menghabiskan anggaran sebesar seratus juta rupiah. Anggaran ini didapat dari swadaya para seniman, donator juga ada bantuan dari dana APBD Kabupaten Tasikmalaya.
“Kalau dihitung belum sampai seratus juta, kurang sedikitlah. Lagian ini juga untuk warga.toh buktinya kini menjadi kebanggaan Kabupaten Tasik,” tegas Adit.
Rencananya, replika menara Eiffel ini akan menjadi replika terbesar di dunia, mengalahkan replika besar yang dibangun di Belanda. Rencannya, menara Eiffel dari bambu ini akan masuk rekor muri pada Februari mendatang dan akan masuk guinnes record Book sebagai replika terbesar di dunia.
Keberadaan replika menara Eiffel ini cukup menarik perhatian warga. Dari sejak awal membangun, tidak kurang dari ribuan warga yang sengaja berkunjung kesana hanya sekedar untuk mengabadikan diri. Riva Contohnya, warga asli Tasikmalaya ini sengaja datang untuk melihat banguan yang tersohor di dunia, meski hanya dibuat replikanya.
“Ya sungguh inspiring banget, inspirng banget idenya jadi suasanya kita serasa diparis suasananya,kan kita bisa foto-fotoan ya buat selfie selfie lah maklum anak muda biar kekinian mas,” papar Riva. (dsk)