JAKARTA – Polri meyakini Bahrun Naim, Otak Bom Sarinah yang Ingin Pimpin ISIS di Asia Tenggara. Hal ini disampaikan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian. Dia mengatakan tokoh Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) asal Indonesia, Bahrun Naim, diduga kuat terlibat dalam serangan bom di Jakarta, Kamis (14/1) siang.
“Khusus di Asia Tenggara, ada satu tokoh, yaitu Bahrun Naim. Dia ingin mendirikan Katiba Nusantara. Dia ingin menjadi leader untuk kelompok ISIS di Asia Tenggara,” katanya seusai rapat terbatas di kantor Presiden, Kamis, 14 Januari 2016.
Tito mengatakan Bahrun melancarkan teror untuk menunjukkan dominasinya di Asia Tenggara. “Untuk membuktikan kehebatan sebagai seorang pemimpin ISIS di Asia Tenggara,” tuturnya. Hingga kini polisi masih memburu Naim dan komplotannya.
Bahrun Naim telah diketahui pihak berwenang setidaknya sejak 2010. Dan saat ini diduga berada di Suriah dengan apa yang disebut Negara Islam (IS) kelompok. Seperti dirilis bbc.com, Naim sering dikaitkan dengan Mujahidin yakni pemimpin Indonesia Timur Abu Wardah Santoso. Kelompok ini sudah berjanji setia kepada ISIS. Naim dikatakan penghubung utama antara Mujahidin Grup (yang berbasis di Sulawesi) dan ISIS di Timur Tengah.
Sejumlah informasi menyebutkan, Naim sebelumnya bekerja sebagai teknisi komputer di Surakarta. Pada November 2010 ia ditangkap di sebuah desa di Solo, atas dugaan keterlibatan dalam jaringan terorisme. Dia akhirnya divonis pada bulan Juni 2011 untuk kepemilikan ilegal amunisi.
Seorang pengacara yang mewakili keluarganya pada saat penangkapan itu mengatakan: “Kami ingin bukti keterlibatan Naim dalam kasus ini karena sejak ia ditangkap, keluarganya belum menerima penjelasan mengenai perannya. Keluarganya masih tidak tahu tentang kondisinya saat ini … ini adalah. bukan penangkapan, tapi penculikan. ”
Sementara itu, badan intelijen mengatakan bahwa sejak pindah ke Suriah, Naim telah berperan dalam beberapa serangan, termasuk merencanakan serangan ke Indonesia.
Dalam blog yang diduga milik Naim, terdapat banyak tulisan berisi informasi tentang membuat bahan peledak. Agustus lalu sempat ada postingan yang memuji upaya serangan di Solo sebagai sebuah momen bangkitnya “serigala tunggal” untuk “bangkit melawan kepulauan Indonesia”.
“Jadilah serigala tunggal dengan cara apapun yang Anda bisa,” katanya dalam postingan tersebut. “Tongkat bambu, korek api, pasir, pisau, kaca dan bahkan batu akan menuntut Anda bertindak keluar pada janji setiamu. Bumi dan langit akan menyaksikan jika Anda jujur dalam janji atau tidak.” Sementara itu dalam posting tanggal 16 November 2015, ia menggambarkan seangan Paris pada 13 November yang menewaskan 130 orang. (red/dbs/bbc/edt)