INI wajah Elifati Gulo. Ayahnya Yustino Gulo, warga Desa Batu Godang, Dusun Gunung Harapan Dua, Kecamatan Angkola Sangkunur, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, yang menjadikan menantunya, Oniber Waruwu (18), sebagai pelampiasan nafsu birahinya. Dia juga yang berperan dalam pengikatan Oniber di pohon kelapa tanpa mengenakan pakaian sehelaipun.
Bersama anak (suami Oniber) dan isterinya, Yadila Bulolo, mereka menyiksa Oniber lalu mengikatnya di pohon kelapa tanpa busana dan ditonton orang hingga direkam kemudian rekaman videonya disebar. Aksi itu dilakukan gara-gara Oniber yang hampir setiap malam dipaksa melayani nafsu birahi Elifati (mertua), kemudian menolak untuk melayani nafsunya tersebut.
Selama enam bulan sejak menikah dengan Yustino Gulo (19), Oniber kerap mendapatkan perlakuan kasar dan kekerasan seksual dari suami dan mertuanya. Korban kerap dipaksa untuk melayani nafsu birahi mertuanya yang bernama Elifati Gulo.
Parahnya, korban hampir setiap malam dijemput ibu mertuanya, Yadila Bulolo, dari dalam kamar untuk melayani nafsu seksual ayah mertuanya. Ironisnya, suami dan ibu mertuanya hanya menonton korban dipaksa berhubungan intim dengan ayah mertuanya.
Karena tak tahan terus menerus dijadikan budak seks ayah mertuanya, korban pada malam sebelum kejadian itu, menolak dipaksa berhubungan badan dengan ayah mertuanya. Ia juga menolak saat disuruh ibu mertuanya menyadap getah karet keesokan harinya.
Ibu mertuanya yang kesal dengan penolakan korban langsung mengamuk dan membuka paksa pakaiannya. Ia kemudian disuruh duduk di sebuah kursi sambil memeluk pohon kelapa dalam keadaan telanjang, tangan dan kakinya pun diikat ke batang pohon yang ada di halaman rumah.
Korban yang tidak berdaya hanya bisa menangis. Dengan kedua tangan terikat, kursi yang tadinya diduduki dilepas dan akhirnya ia tergantung dengan tangan terikat di batang pohon, dalam keadaan telanjang tanpa sehelai busana. Sang suami yang menyaksikan kejadian itu hanya diam.
Yang paling mengenaskan, perlakuan keji tersebut dipertontonkan ke warga sekitar. Bahkan, anak-anak di bawah umur juga turut menyaksikan peristiwa itu. Usai terikat selama dua jam, korban akhirnya dilepaskan dan hanya diberikan selendang untuk menutupi tubuhnya yang sudah terlanjur telanjang. Ibu mertua yang kesal melampiaskan kemarahannya dengan merobek-robek baju korban.
“Motif Waruwu diikat telanjang di batang pohon kelapa karena ia menolak diajak berhubungan intim dengan ayah mertuanya. Sebab selama ini, ia kerap dijadikan pemuas nafsu mertua laki-lakinya,” ujar Kapolres Tapanuli Selatan AKBP Rony Samtana.
Tapi, Elifati menyangkal kalau dirinya bersama istri dan anaknya mengikat Oniber gara-gara menolak melayani nafsu birahinya. Dia juga menyangkal kalau dirinya kerap menjadikan Oniber sebagai pemuas nafsunya. “Sebelum menikah dengan anak saya, dia (korban) sudah tidak perawan, sudah diperkosa oleh kakeknya dia,” ujarnya.
Namun, Yustino, anak Elifati yang juga suami dari korban, mengatakan, peristiwa itu terjadi karena istrinya menolak untuk melayani nafsu birahi ayahnya itu, yakni Elifati. Yustino juga memaparkan, kalau istrinya itu kerap dijadikan budak seks oleh ayahnya. Hampir tiap malam, kata Yustino, ayahnya (Elifati) memanggil istrinya itu melalui ibunya untuk melayani nafsu birahinya. (bay)