JAKARTA – Ketidakstabilan perekonomian global turut berdampak terhadap terjadinya perlambatan perekonomian di Indonesia di beberapa sektor usaha. Sektor perbankan pun masih mengalami penurunan pertumbuhan kredit dan peningkatan Non Performing Loan (NPL) atau risiko kredit bermasalah. Namun di tengah kondisi perekonomian yang tidak stabil tersebut, bank bjb tetap dapat mempertahankan bahkan meningkatkan kinerja yang positif.
Hal ini terlihat dari laporan kinerja keuangan yang dipublikasikan melalui Analyst Meeting Triwulan III bank bjb yang diselenggarakan Kamis (29/10) bertempat di Ritz Carlton Hotel Pacific Place Jakarta. Hadir pada kesempatan tersebut Direktur Utama bank bjb beserta jajaran Direksi lainnya serta tamu undangan yang merupakan analis-analis pasar modal maupun pihak-pihak yang berkepentingan lainnya.
Pada Triwulan III tahun 2015 ini, bank bjb berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 864 Miliar atau meningkat 20.6% (y-o-y). Faktor utama yang menjadi penyumbang laba bersih bank bjb berasal dari pendapatan bunga bersih yang tumbuh sebesar 8.4% (y-o-y) dan pertumbuhan fee based income yang tumbuh 47.4% (y-o-y).
Seiring dengan meningkatnya laba perusahaan, total aset bank bjb per 30 September 2015 juga mengalami kenaikan sebesar 21.5% (y-o-y) hingga mencapai Rp 95,6 Triliun yang dikontribusi oleh kenaikan Dana Pihak Ketiga bank bjb sebesar 26.8% sehingga total Dana Pihak Ketiga yang berhasil dihimpun oleh bank tercatat sebesar Rp 81,9 Triliun. Kemampuan bank bjb dalam meningkatkan profitabilitas juga tidak terlepas dari stabilnya Net Interest Margin pada level 6% dan pengelolaan biaya operasional yang sehat.
Dari sisi kualitas kredit, meski kondisi perekonomian masih belum sepenuhnya stabil, namun rasio kredit bermasalah bank bjb tetap terjaga dengan baik terlihat dari credit recovery program yang berhasil menurunkan NPL menjadi sebesar 3.5%. Hal ini tidak terlepas dari konsistensi bank bjb dalam menerapkan prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan kredit serta peningkatan pengawasan dan pembinaan kepada para debitur.
Adapun kredit konsumer masih mendominasi portofolio kredit yang disalurkan bank bjb sepanjang triwulan ketiga tahun 2015. Dari total kredit yang disalurkan pada periode tersebut atau sebanyak Rp 54.5 triliun, komposisi kredit konsumer mencapai Rp 37.2 triliun. Pertumbuhannya pun terus meningkat mencapai 13.8% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya, sehingga hal tersebut turut mendukung pertumbuhan keseluruhan portofolio kredit bank bjb. Kredit konsumer juga akan terus dipertahankan sebagai captive market bank bjb.
Upaya bank bjb untuk mendukung Pemerintah dalam mengatasi melemahnya pertumbuhan ekonomi yaitu dengan mempercepat kebutuhan infrastruktur dan penyerapan Anggaran APBN/APBD tercermin dari penyaluran kredit korporasi dan komersial yang tumbuh 27.6% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
“Kami bersyukur di tengah perekonomian Indonesia yang tidak stabil ini, bank bjb dapat menunjukkan pertumbuhan kinerja yang positif, sehingga kami optimis pertumbuhan ke depan akan jauh lebih baik.”ujar Direktur Utama bank bjb Ahmad Irfan.
Untuk memperluas bisnis perusahaan, pada hari sebelumnya (Rabu,28/10/2015) bank bjb telah menjalin kerjasama dengan PT. Citilink Indonesia melalui Penandatanganan Nota Kesepahaman & Perjanjian Kerjasama dalam hal penggunaan jasa dan layanan perbankan.
Adapun ruang lingkup dari Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara bank bjb dengan PT. Citilink Indonesia antara lain pemanfaatan delivery channel bank bjb untuk transaksional keuangan PT. Citilink Indonesia, kerjasama komersial, serta pemanfaatan produk, jasa dan layanan perbankan. Sedangan untuk Perjanjian Kerjasama (PKS) meliputi penerimaan pembayaran tiket pesawat Citilink melalui delivery channel bank bjb (ATM dan layanan internet banking bank bjb).
Melalui kerjasama ini diharapkan dapat meningkatkan Dana Pihak Ketiga serta cross selling product bank bjb. Selain itu Direktur Utama bank bjb Ahmad Irfan mengatakan ‘Kerjasama ini merupakan salah satu upaya merealisasikan visi bank bjb yang terus berupaya meningkatkan pelayanan untuk kemudahan bertransaksi para nasabah termasuk pengguna jasa Citilink.”
Pada kesempatan yang lain. sebagai upaya meningkatkan portofolio kredit, bank bjb juga telah melaksanakan acara BPR Gathering 2015 di beberapa kota diantaranya D.I Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Bali dan Batam. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan dan mempererat sinergi antara bank bjb dengan BPR. Bank bjb sebagai mitra BPR dalam membangun perekonomian Indonesia memiliki komitmen di dalam meningkatkan fungsi intermediasi BPR melalui berbagai program kerjasama perbankan baik produk linkage dan kerjasama transaksi perbankan lainnya.
Kerjasama dengan BPR ini merupakan momentum penting bagi bank bjb untuk tetap fokus pada penyaluran kredit khususnya sektor UMKM melalui pola kemitraan dan kerjasama dengan BPR dengan tetap memitigasi risiko yang ada. Bank bjb akan terus menjaga konsistensi perusahaan dalam memberikan layanan prima khususnya kepada mitra BPR di seluruh wilayah jaringan kantor bank bjb.
Sasaran pada kegiatan BPR Gathering tersebut adalah BPR-BPR yang belum menjadi maupun telah menjadi debitur bank bjb di Wilayah D.I Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali dan Batam. Sampai dengan periode September tahun 2015, jumlah debitur bank bjb mencapai 153 rekanan BPR yang tersebar di seluruh wilayah operasional bank bjb.
Untuk pengembangan Kredit UMKM melalui pola kemitraan, bank bjb memiliki produk bjb Kredit Modal Kerja Bank Perkreditan Rakyat (bjb KMK BPR) dan bjb Kredit Investasi Bank Perkreditan Rakyat (bjb KI BPR). Produk ini mampu memenuhi kebutuhan BPR baik untuk kepentingan likuiditas maupun ekspansi usaha. Upaya ini juga sejalan dengan kebijakan Bank Indonesia tentang pemberian kredit atau pembiayaan dan bantuan teknis dalam rangka pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah.
Bank bjb juga terus berupaya mengembangkan perusahaan sehingga menjadi Bank Nasional dengan pertumbuhan profit yang tinggi dan berkesinambungan sehingga diharapkan hal tersebut akan membawa bank bjb pada posisi yang lebih besar dari sisi aset dan laba, lebih kuat dari permodalan serta lebih baik dari sisi pelayanan. (bjb/rls)