Jabar Publisher Berita Jawa Barat, Berita Cirebon, Berita Tasikmalaya, Berita Karawang, Berita Bekasi, Berita Bandung
PURWAKARTA – Selain bertemu sejumlah pejabat Pemerintahan Amerika Serikat (AS) dan menjalin kerjasama di bidang pendidikan dan teknologi dengan negara adi daya itu, Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, juga berhasil “memancanegarakan” budaya Sunda. Dan untuk pertama kalinya, “Sampurasun”, baju pangsi plus iket kepala dan sandal jepit kulit beradra di forum resmi internasional di Gedung PBB, Amerika Serikat.
Selama kurang lebih 20 menit, orang nomor satu di Pemkab Purwakarta itu berpidato di forum International Young Leader Assembly (IYLA) yang dihadiri perwakilan pemuda dari 70 negara. Dalam pidatonya itu, Dedi Mulyadi dengan pakaian khas Sunda yang selalu dipakaikanya sehari-hari saat memimpin Purwakarta (baju pangsi berwarna putih-putih serta ikat di kepala dan sandal jepit kulit), turut membawa kalimat “Sampurasun”.
Bahkan ketika dirinya menyambangi sejumlah kantor pemerintahan AS termasuk KBRI, Dedi Mulyadi tetap menggunakan pakaiannya itu termasuk menggunakan sandal kulit hitam.
“Ada makna yang terkandung dari semua itu. Maknanya adalah perlihatkan kepercayaan diri, mari percaya dengan kebudayaan kita yang selama ini justru kurang kita percayai,” ujar Dedi Mulyadi, kepada Jabar Publisher, Sabtu (22/8).
Bisa jadi itu momen pertama kalinya kostum khas Sunda melenggang di AS. Termasuk, salam adat masyarakat Sunda diperdengarkan di forum dunia.
“Ternyata yang formalistis itu cuma di kita saja, saya pernah gunakan kostum seperti ini dilarang masuk kantor pemerintahan di Jakarta. Dan di AS, saya gunakan pakaian ini termasuk sandal saat berpidato diapresiasi dengan baik, tidak aneh karena mereka menghormati setiap identitas budaya dari manapun,” kata Dedi Mulyadi.
Dedi Mulyadi telah kembali ke tanah air setelah lawatannya ke Amerika Serikat selama tiga hari. Orang nomor satu di Purwakarta ini tiba diPurwakarta Jumat (21/8). (bay)
