CIREBON – Korban tewas “oplosan” maut Susukan, Kabupaten Cirebon, bertambah lagi satu. Kini, Selasa (21/7), total korban tewas menjadi sembilan orang. Sementara 18 orang lainnya masih terbaring lemas di ruang perawatan intensif RSUD Arjawinangun dan RS Sumber Waras.
Hingga saat ini, polisi belum mau memberikan keterangan terkait identitas para korban. Begitupun dengan korban terakhir yang tewas, pihak kepolisian setempat masih terkesan tertutup.
“Kemarin ada satu orang lagi korban miras oplosan di Susukan yang meninggal dunia. Jadi total hingga hari ini sembilan orang,” ujar Kapolsek Susukan, AKP Supriyadi.
Pesta miras oplosan yang berakibat maut di Kecamatan Susukan, Kabupaten Cirebon, terjadi di dua desa. Yakni, Desa Ujung Gebang dan Desa Luwung Kencana. Pesta miras itu sendiri digelar sehari setelah hari raya Idul Fitri, Sabtu (18/7) malam. Tujuh peserta pesta miras oplosan yang rata-rata masih remaja dari dua desa di Kecamatan Susukan meregang nyawa, pada Senin (20/7). Kemudian dua remaja lainnya menyusul setelah mendapatkan penganan medis di rumah sakit.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, pesta miras itu digelar di beberapa tempat. Tiga tempat di Desa Ujung Gebang, Kecamatan Susukan, satu tempat di Desa Luwung Kencana, Kecamatan Susukan.
Kelompok yang menggelar pesta miras di Desa Ujung Gebang, diikuti oleh 7 remaja, 1 remaja kemudian tewas. Kelompok lain yang menggelar pesta “oplosan” di Desa Ujung Gebang, dilakukan oleh 5 orang, dua orang di antaranya meregang nyawa.
Kelompok selanjutnya, masih di Desa Ujung Gebang, tiga orang yang mengonsumsi miras, salah satunya meninggal dunia. Sementara kelompok terakhir yang menggelar pesta miras di Desa Luwung Kencana, dua orang tewas sementara lainnya menjalani perawatan.
Salah satu korban selamat, AS (16), mengaku, dirinya membeli miras yang sudah dikemas dalam botol air mineral dan berwarna bening. Dia tidak mencampurkan apapun ke dalam miras tersebut. Dia mengaku menenggak miras itu bersama empat orang lainnya di salah satu rumah di Desa Luwung Kencana.
Dari lima orang tersebut, dua orang kemudian tewas. “Saya gak nyampur apapun ke dalam minumannya. Baru kerasa besoknya, pusingnya gak ilang-ilang dan perutnya sakit sekali,” ujarnya saat ditemui Radar di RSUD Arjawinangun.
Korban lainnya, AG, mengaku bersama rekannya mencampurkan obat-obatan apotek ke dalam minuman tersebut untuk menambah kadar mabuk dalam minuman yang dibeli secara patungan itu. “Dicampur odol sama dekstro,” katanya. (crd)