Home » Headline » Jejak Sang Mantan Bupati Cirebon Dedi Supardi

Jejak Sang Mantan Bupati Cirebon Dedi Supardi

Drs. H. Dedi Supardi, MM adalah Bupati Cirebon yang menjabat sejak tahun 2003 sampai tahun 2013. Pada periode Pertama (2003-2008) dia berpasangan dengan Nur Asyik. Pada Periode kedua (2008-2013) Pemilihan Umum dilakukan secara langsung dan Dedi Supardi berpasangan dengan Ason Sukasa sebagai wakil bupati dan ia memenangkan pemilihan umum kepala daerah.

https://www.youtube.com/watch?t=63&v=S7HFsiR70wI

Kisah hidup Dedi Supardi sebagai anak seorang janda, keluarganya cerai-berai. Bersama ibu dan dua kakak perempuan ia pernah tinggal di gubug berlantai tanah dan garasi kantor pemerintahan. Dedi Supardi, Anak lelaki kelahiran 23 Desember 1958, harus rela menggadaikan kebahagiaan masa kecilnya, bahkan masa remaja Dedi yang biasa-biasa saja dan tidak terlalu pintar harus bertukar dengan kerja keras.

Dedi memang manusia biasa, ia pernah sengsara, hidup susah dan nelangsa. Singkat cerita Dedi lulus kuliah, sempat menganggur delapan bulan, kemudian diterima kerja. Langkahnya merangkak meraih masa depan, mulai dari Tenaga Penyuluh Lapangan di Bandung, diangkat sebagai PNS menduduki jabatan struktural Kepala Unit Pelayanan Teknis, Kepala TU hingga akhirnya sebagai Kepala Kantor Departemen Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Cirebon.

Biografi
Nama : H. Dedi Supardi, MM
Tgl Lahir : 23 Desember 1958
Istri : Hj. Sri Heviyana Supardi
Anak : 1. Dea Angkasa Putri 2. Deby Rattania 3. Andi Yusuf dan 4. Ardi Arman Maulana.

**Jejak Karir
Kasubag Tata Usaha pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (1988)
Kepala Seksi Monitoring dan Laporan (1991)
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon (1998-2000)
Wakil Bupati Cirebon (2000-2003)
Bupati Cirebon, periode 2003-2013

**Karier politik
Dari titik nol ia mendaki hingga tinggi. Dedi memang memiliki insting politik yang tajam dan akurat, tak heran membawanya ke meja percaturan politik. Mulai dari jabatan Wakil Bupati ia mengabdi, dan empat tahun kemudian, ketika masa jabatan Sutisna-Dedi habis. ia terpilih menjadi Bupati Cirebon yang berhasil menggalang dukungan dari partai PDIP dan menggandeng Nur Asyik sebagai Wakil Bupati Cirebon dari Partai Persatuan Pembangunan. Perjalanan hidup yang sedemikian kompleks telah menempa Dedi, hingga menjadi sosok yang berpengetahuan, berpengalaman dan mampu memimpin.

Selanjutnya, ketika terjadi perubahan aturan dalam pemilihan kepala daerah. Proses pemilihan yang semula dilkasanakan oleh DPRD, kini dialihkan menjadi kewenangan rakyat. Berbekal insting politik yang terbukti dan teruji mengantarkan Dedi ke garda terdepan sebagai Bupati Cirebon periode kedua secara berturut-turut. Resepnya, Ia tidak saja melakukan penggalangan di DPRD, melainkan di luar parlemen dan partai.

Seperti kelompok strategis di tengah masyarakat. Dedi yang berpasangan dengan Ason Sukasa akhirnya menang mengungguli dua rivalnya, yakni pasangan Djakaria Machmud-Arif Natadiningrat dan Sunjaya-Abdul Hayi Imam. Kepeduliannya terhadap rakyat mengantarkan kemenangan. Selain tekun merajut karier di pemerintahan, dan bergelut di dunia politik.

Menjelang akhir kepemimpinannya, Dedi Supardi pun sempat meramaikan kancah perpolitikan di Jawa Barat yakni dengan menjadi Bakal Calon Gubernur Jawa barat. Namun dari empat kandidat yakni Dedi Supardi (Bupati Cirebon), Rike Diah Pitaloka (Anggota DPR dari PDIP), Aang Hamid Suganda (Bupati Kuningan), dan Gatot (pengurus DPD), akhirnya Rike lah yang berhasil bertarung di Jawa Barat.

Passion Dedi Supardi memang politik. Terbukti pada 2013, dia memberikan dukungannya kepada sang istri Hj. Sri Heviyana Supardi untuk maju dalam Pemilihan Bupati 2013-2018. Heviyana maju dalam Pemilihan Umum Bupati Cirebon 2013 mencalonkan diri menjadi Bupati Cirebon didampingi oleh H Rakhmat Ketua DPC Partai Hanura Kabupaten Cirebon dengan jargon “HEBAT”.

Beberapa tahun belakangan, mantan Bupati itu sempat mengalam struk dan sakit-sakitan. Kamis 02 Juli 2015, tepatnya pukul 19.10 Dedi Supardi wafat di Intensive Care Unit Rumah Sakit Sumber Waras Ciwaringin, Kabupaten Cirebon.

Selamat Jalan Sahabat wong cilik…! Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. (red/berbagai sumber)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*