BERBAGAI elemen minta polisi di Bali untuk serius mengungkap kasus pembunuhan bocah Angeline. Jangan sampai pengungkapan kasus ini seperti sinetron.
Anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) , Natalius Pigai, mengatakan, pengungkapan kasus pembunuhan bocah delapan tahun ini harus benar-benar dilakukan secara Profesional. Natalius meminta pihak berwajib mencari tahu secara serius dalang di balik tindakan ini.
“Proses yang akan ditempuh untuk mengungkap dalang dari tindakan keji ini masih cukup jauh.
Aktor yang sesungguhnya perlu diungkap. Kesedihan yang ditampilkan dari keluarga itu juga apakah itu benar seperti itu atau hanya untuk menutupi, harus digaris bawahi,” ujar Natalius, Jumat (12/6).
Dikatakan dia, dalam kasus ini, polisi memang telah menetapkan Agus, seorang asisten rumah tangga di Kediaman orangtua angkat Angeline sebagai tersangka.
Namun, Natalius meminta pihak berwajib mendalami motif tindakan yang dilakukan Agus. Tak hanya itu, keterangan yang disampaikan Agus pun harus diperhatikan secara teliti kebenarannya.
“Dia (tersangka) melakukan itu karena spontanitas, karena emosi atau apa. Harus dianalisis lebih dalam, dicari lagi apakah betul dia menyampaikan keterangan secara jujur dan polos menyampaikan kebenaran, atau apakah ada sesuatu di balik itu,” tutur Natalius.
Ungkapan senada dilontarkan Ketua Umum Komisi Nasional Perlindungan Anak saat ini adalah Arist Merdeka Sirait. “Ini (kasus pembunuhan Angeline) harus dikembangkan oleh kepolisian. Kami menduga adanya persekongkolan kejahatan orang-orang dekat Angeline di rumahnya. Adanya dugaan dipekerjaan di rumah juga harus diusut tuntas,” ucap Arist.
Arist menduga, Angeline dipekerjakan sama seperti Agus yakni untuk bersih-bersih rumah dan kandang ayam. Karena itu juga Angeline bau kotoran ayam dan akhirnya sering dicela oleh teman-temannya.
Menurut Arist, kepolisian tak boleh berhenti dengan hanya menetapkan Agus sebagai tersangka tunggal. Saat Komnas PA mendatangi rumah Angeline beberapa waktu lalu, banyak kejanggalan yang ditemukan dan semuanya sudah dilaporkan pada Polda Bali.
“Ini (penetapan tersangka) bukan pada Agus saja. Seisi rumahnya yakni mama dan kakaknya juga harus didalami perannya karena kami menduga ada persengkokolan kejahatan keluarga ini pada Angeline,” katanya.
Arist juga menduga Angeline merupakan korban pembunuhan yang dilakukan secara bersengkongkol. Tidak mungkin hanya Agus Tai Andamai yang menjadi pelaku berikut tersangka pembunuhan keji bocah delapan tahun tersebut.
“Saya yakin kasus ini adalah sebuah persengkongkolan jahat,” tegas Arist Merdeka Sirait di lokasi prarekonstruksi pembunuhan Angeline di Jalan Sedap Malam 26 Denpasar, Bali, Kamis (11/6). Tempat prarekonstruksi merupakan rumah ibu angkat Angeline, Margaret.
Arist menduga Margaret terlibat dalam persengkongkolan tersebut. Dia mendesak harus mampu mengungkap kasus tersebut secara tuntas. “Artinya, ketika Margaret dilepas karena belum ada alat bukti. Dia dapat dipanggil kembali karena masih dalam proses penyelidikan,” tegas Arist.
Sebelumnya orang-orang di sekitar Angeline tak menampik jika bocah cantik itu setiap hari harus memberi makan 50-an ekor ayam milik ibu angkatnya. Agustinus yang membunuh Angeline juga mengatakan hal yang sama. (red/sumber: Metrotvnews.com, detik.com)