Home » Artikel » Ups! Ritual Bersetubuh di Gunung Kemukus Sragen Mendunia

Ups! Ritual Bersetubuh di Gunung Kemukus Sragen Mendunia

SEORANG jurnalis Inggris hebohkan dunia maya dengan tulisan investigasinya yang dimuat di Daily Mail, terkait ritual bersetubuh yang dilakukan di Gunung Kemukus, Sangiran, Sragen. Dalam tulisannya, jurnalis bernama Patrick Abboud itu mamaparkan secara gamblang hasil investigasinya selama 35 hari di gunung tersebut. Tak hanya dalam bentuk tulisan, Abboud juga memaparkan hasil investigasinya dalam bentuk foto dan video.

dailAbboud menuliskan, setiap malam Jumat, khususnya Pon dalam penanggalan Jawa, banyak peziarah datang ke lokasi tersebut, untuk melakukan doa-doa di sekitar makam Pangeran Samudro, yang merupakan keturunan dari Majapahit.

Selain doa-doa dan ritual mandi, peziarah yang datang juga “diharuskan” melakukan ritual persetubuuhan untuk menyempurnakan maksudnya, dalam hal peruntungan. Ritual bersetubuh ini bisa dilakukan dengan pasangannya maupun dengan wanita lain yang baru dikenal.

Selama 35 hari, Obboud mengatakan jika siapapun yang datang harus melakukan ritual tersebut selama tujuh kali. “Ini cerita yang sangat aneh. Beberapa tahun lalu saya membaca tentang ini, dan saya tertarik untuk datang kesana. Dan saya menemukan hal yang mengejutkan,” ucap Obboud.

Ritual kuno ini dimulai sejak abad ke-16, dan dipercaya bisa membawa keberuntungan dan kebaikan selama hidup. Dari pria yang sudah menikah, ibu rumah tangga, hingga pegawai pemerintah, berpartisipasi di dalam ritual tersebut.

2341A1E600000578-2838843-image-6_1416290531853Tidak ada yang tabu selama di sana, siapapun yang datang akan melakukannya. “Ini adalah tradisi yang ada di Jawa yang berbeda dengan yang lainnya di Indonesia,” tambah Abboud.

2341A1EE00000578-2838843-image-2_1416290376646Namun yang menjadi celakanya, kini ritual tersebut semakin ramai, yang menimbulkan prostitusi terselubung. Tentunya ini menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah, untuk mengungkap apa yang terjadi dan menghentikan ritual yang menyimpang tersebut.

Sebagai negara mayoritas muslim, tentu kita tidak ingin tercemar dengan adanya pemberitaan dan investigasi seperti itu. Apalagi risiko penularan penyakit seperti HIV/AIDS akan semakin tinggi. (bay)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*