Home » Cirebon » Ayu Maju Via Gerindra, Lalu Gimana Nasib Imron di Pilbup Cirebon 2024?

Ayu Maju Via Gerindra, Lalu Gimana Nasib Imron di Pilbup Cirebon 2024?

CIREBON – Mantan Wakil Bupati Cirebon Wahyu Tjiptaningsih tinggal hitungan hari bakal mendapatkan rekomendasi dari Partai Gerindra guna maju sebagai calon Bupati Cirebon pada Pilkada tahun 2024. Lalu bagaimana dengan nasib Imron Rosyadi sang Mantan Bupati?

Sebelumnya, Wahyu Tjiptanigsih juga sudah mendapatkan surat tugas dari Partai Demokrat untuk bertarung di Pilkada 2024 melawan bakal calon bupati yang tergabung dalam koalisi KIM yaitu Partai Golkar, Gerindra, Demokrat dan PKB.

Kepastian Ayu-sapaan akan mendapatkan rekomendasi dari Gerindra, diprediksi Sofwan, anggota DPRD dari partai besutan Prabowo ini. 

Menurutnya, sejak awal pendaftaran Calon Bupati Cirebon, Ayu langsung menjadi kader Gerindra dan sudah mempunyai KTA.  Sementara, di akar rumput Gerindra pun, Elektabilitas Ayu juga kuat.


“Dari Demokrat saja sudah dapat surat tugas. Apalagi dari kami yang nota bene Ayu adalah kader Gerindra. Saya prediksi dia akan mendapatkan rekomendasi. Walaupun ini prediksi saya secara pribadi,” ungkap Sofwan, Minggu 20 Juli 2024.

Sayangnya, Sofwan enggan berkomentar tentang siapa nama yang akan diusung dari koalisi KIM. Sementara PKB juga ngotot, menyodorkan nama abdullah Syukri (Abe) sebagai calon E-1, yang pastinya akan menjadi pesaing Ayu. Dia beralasan, itu adalah ranah PKB, termasuk Golkar sendiri yang saat ini tetap mengusung Teguh sebagai Calon Bupati.

Sementara itu, anggota DPRD Kab Cirebon dari fraksi Golkar, Anton Maulana mengaku, hanya ada nama Teguh Rusiana Merdeka, calon tunggal bakal calon bupati Cirebon yang diusung Golkar. 
Anton menilai, Ketua DPD Golkar Kab Cierbon ini, sudah layak menjadi Bupati Cirebon. Namun, mekanisme tersebut kembali akan diserahkan kepada hasil musyawarah koalisi KIM.

“Meskipun nama Teguh, Ayu dan Abe ngotot harus E-1, tapi semua bisa dimusyawarahkan. Kecuali tidak ada titik temu, saya pastikan koalisi KIM bisa pecah. Tapi sampai sejauh ini masih cukup solid,” aku Anton.

Seperti diketahui, Pklkada tinggal menyisakan waktu sekitar empat bulan lagi. Meskipun terlihat sepi, tapi konstalasi pada masing-masing parpol terus bergejolak. Tercatat, saat ini ada tiga poros Koalisi yaitu KIM, PDIP yang masih terus mencari kawan koalisi serta koalisi PKS-Nasdem.

Bila melihat porsi kekuatan, diatas kertas koalisi KIM memang  berpotensi kuat menjadi pemenang Pilkada. Dengan gabungan Golkar, Gerindra, Demokrat dan PKB, jelas hampir 54 persen kekuatan parlemen juga dikuasai koalisi ini. Tinggal, mereka harus berhadapan dengan PDIP dan koalisi PKS-Nasdem.

Namun ironisnya, perjalan koalisi KIM sepertinya tidak akan mulus. Nama  Ayu dan Abe tetap ngotot harus menjadi calon E-1. Sementara Teguh sendiri sepertinya sedikit mencair, meskipun sebetulnya Partai Gokar mengambil peran penting pada koalisi tersebut. 

Kalau saja Abe yang usungan PKB dan Ayu yang diusung Gerindra-Demokrat sama sama sama ngotot, maka bisa dipastikan PKB akan ditinggal koalisi KIM. Kalau ini terjadi, Ayu bisa dipasangkan dengan Teguh, dan PKB bisa merapat ke PDIP. Namun masalah kembali akan muncul, karena PDIP sendiri tetap harus Imron harus menjadi calon E1 nya. 

Sementara kalau PKB juga tetap ngotot harus Abe menjadi E1, tetap akan deadlock. Tinggal sejauh mana Abe punya pengaruh besar di PKB atau PKB malah meninggalkan Abe.

Lalu, rencana besar PDIP yang akan berkoalisi dengan PKS-Nasdem kemungkinan akan terwujud. Karena santer terdengar, bahwa Agus Kurniawan yang mendapat rekom dari Nasdem akan mau menjadi wakil Imron. Sementara PKS yang sudah mengajukan Anwar Yasin sebagai calonnya, akan mengalah.

Tapi, peta ini juga akan berubah total kalau saja Golkar tetap keukeuh tidak rela Teguh dijadikan sebagai E2. Andai saja Ayu rela dipasangkan dengan Teguh dan menempati posisi E2, mungkin tidak akan menjadi soal. Tapi kalau sama sama ngotot harus E1, maka Golkar bisa saja berkoalisi dengan PDIP. Tapi kembali pertanyaannya, apakah rela PDIP memposisikan Imron menjadi wakilnya Teguh.

Kecuali, Golkar tiba-tiba legowo dan Teguh mau menjadi wakilnya Imron. Maka koalisi PDIP-Golkar akan terbentuk dan koalisi KIM akan pecah. Kalau ini terjadi, maka Imrkn kan kembali “hoki” karena kemungkinan besar PKS-Nasdem akan merapat ke koalisi PDIP-Golkar.

Namun semua itu masih terlalu dinamis. Yang pasti ada empat nama bakal calon yang semuanya ingin menjadi Bupati. Mereka adalah Imron dari PDIP dan Teguh-Ayu-Abe dari koalisi KIM. 

Tinggal sekarang, seberapa banyak finansial yang masing-masing calon punya. Karena santer terdengar kabar bahwa semua calon sebetulnya kekurangan finansial untuk biaya operasional pilkada. (red/tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*