Home » Cirebon » Kuwu Yeni Tolak Tawaran Jadi Dewan, Pilih “Lanjutkan” Pengabdian 

Kuwu Yeni Tolak Tawaran Jadi Dewan, Pilih “Lanjutkan” Pengabdian 

CIREBON – Yeni Setiati, Kuwu Desa Babakan Gebang, Kecamatan Babakan, Kabupaten Cirebon, menyatakan mantap melenggang pada Pemilihan Kuwu (Pilwu) Serentak yang rencananya tetap digelar pada tanggal 22 Oktober 2023 ini. Bahkan, sosok Bu Kuwu yang disebut-sebut sudah memiliki kapasitas untuk menjadi anggota dewan itu pun menepis tawaran tersebut dan memilih melanjutkan pengabdian di desanya. Kabar tersebut disampaikan langsung Yeni Setiati saat diwawancarai Jabarpublisher.com di kantornya, Senin (24/7/2023).

INTERVIEW – Tim JP saat mewawancarai Kuwu Babakan Gebang Yeni Setiati di Kantornya, Senin 24 Juli 2023.

“Ya betul mas. Ada banyak yang menyatakan siap mendukung, siap menjadi tim, dan sebagainya, baik di Babakan maupun di kecamatan lainnya. Tapi saya khawatir mengecewakan masyarakat kalau bercita-cita terlalu jauh (menjadi Anggota DPRD). Karena kalau jadi dewan itu bukan hanya mengurus satu desa, atau satu kecamatan saja, tapi 5 kecamatan. Kalau saya tidak bisa mewujudkan harapan masyarakat, saya malu mas. Malu sama diri saya, malu sama masyarakat, dan yang utama malu sama Allah. Jadi cukup bagi saya mengabdi di desa saja,” ungkap Yeni.

Kemantapan Yeni untuk maju sebagai calon kuwu di Desa Babakan Gebang tidak dimulainya secara instan,  melainkan sudah dirancangnya jauh-jauh hari. Sejak tiga tahun lalu, Yeni sudah memproklamirkan bahwa dirinya akan maju lagi guna menuntaskan pembangunan di desa yang dipimpinnya itu.

“Sejak covid masih santer-santernya, memang banyak pembangunan yang tidak tersentuh karena keterbatasan anggaran. Jadi mumpung saya masih diberi kesehatan dan kesempatan, Insya Allah saya ingin lanjut tiga periode untuk menuntaskan pembangunan. Alhamdulillah sejak setahun yang lalu saya sudah lakukan pembentukan kader, pembinaan, dan persiapan-persiapan lainnya,” terang Yeni.

Ia menjelaskan, untuk menyentuh hati masyarakat tidak bisa mendadak atau dilakukan secaa instant. Bahkan rencana perubahan perubahan RUU Desa dimana akan ada penambahan masa jabatan selama tiga tahun, tidak lantas membuat Yeni malas bergerak.  

“Soal RUU Desa yang katanya jadi 9 tahun masa jabatan, tidak membuat saya surut. Kunjungan ke masyarakat tetap saya lakukan. Seperti menengok orang sakit, selama saya tahu kabarnya, Insya Allah pasti saya tengok. Apalagi kalau hajatan atau ada warga saya yang meninggal, wajib bagi saya untuk datang,” tandas kuwu yang telah meraih banyak penghargaan itu.  

Yeni sadar betul bahwa sebagai kuwu, kehadirannya ditengah-tengah masyarakat sangatlah dibutuhkan. Ia juga sadar betul bahwa kuwu merupakan ujung tombak dan ‘ujung tombok’ di masyarakat, sehingga dalam mengemban amanah ini harus didasari dengan rasa ikhlas. “Dalam melayani masyarakat kalau kita ikhlas, Insya Allah beban itu rasanya tidak ada. Kuwu itu itu jabatan politik mas, mau berapa lama pun menjabat, kalau tidak kita syukuri tidak akan terasa nikmat,” tandasnya.

Ditanya soal saingan yang kabarnya akan ada lawan yang sepadan pada Pemilu tahun ini, Yeni menjawabnya diplomatis. Ia juga memilih menyikapinya dengan positif dalam memandang lawan. “Namanya kompetisi dalam demokrasi, kita harus siap bertarung dengan sehat. Namanya pertarungan pasti ada yang kalah dan ada yang menang, kita harus legowo dan jangan gentar. Justru dengan adanya lawan yang sepadan harus membuat kita makin semangat dalam berusaha dan berdoa,” pungkas Kuwu Yeni. (jay/crd)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*