Home » Artikel » Buku “Stempel Generasi Biru” Tuai Pro Kontra, Begini Jawaban Rustam

Buku “Stempel Generasi Biru” Tuai Pro Kontra, Begini Jawaban Rustam

MEMBUKA tahun 2022, sebuah buku istimewa berjudul “Stempel Generasi Biru” resmi dirilis. Buku itu menceritakan fakta sejarah Band legendaris Slank, BIP, hingga General Maya. Sang penulis buku yakni Rustam Rastamanis adalah  sosok yang sekian tahun lamanya berada di balik layar yang selalu luput dari perhatian publik ketika meletup berbagai konflik.

Rustam yang selama ini tidak pernah ambil pusing dengan peredaran segala macam gosip, akhirnya muncul ke permukaan. Lewat buku ini, Rustam Rastamanis datang dengan harta karun di tangan berupa naskah yang kini sudah mulai beredar luas. Isinya adalah setumpuk fakta sejarah yang selama ini tidak pernah berhasil disentuh oleh pihak-pihak yang mengungkap cerita Slank dan BIP tanpa henti. 

Stempel Generasi Biru adalah sebuah periode yang menyendiri dari sebuah “negara kecil” bernama Potlot yang menuntut persyaratan tertentu ketika seseorang ingin menjadi bagian darinya. Semua diceritakan dengan gamblang – termasuk proses awal terjadinya peredaran narkoba yang meluluhlantakan itu.  Langkah ini seperti mengangkat pohon besar beserta seluruh akarnya yang pada akhirnya memunculkan nama-nama baik yang masih aktif berkarya mau pun yang sudah almarhum.  

“Untuk menyebut beberapa di antaranya terdapat Oppie Andaresta, Imanez, Andy Liany, Didit Saad, Yoyo Padi, Thomas Ramdhan, Ronald Fristianto – mantan drummer GIGI, Flowers atau Kidnap Katrina.  Adapun editor buku tersebut yakni Denny MR yang sempat mengkonfrontir Rustam mengingat informasi penting di dalamnya yang terhubung dengan sejumlah nama terkait. Sebuah artefak yang terkubur rapat telah diangkat oleh pelakunya,” ungkap Denny MR pada kanal youtube miliknya. 

Nah, pasca buku tersebut mulai banyak diorder, muncul pro dan kontra yang pada intinya menyoal fakta sejarah yang dianggap belum tentu benar alias hanya ulasan ‘versi Rustam’ saja. Terkait pro kontra itu, Rustam pun langsung memberikan klarifikasinya lewat akun facebook miliknya yakni Rustam Rastamanis, pada Kamis 13 Januari 2022. Berikut klarifikasinya:

“Sama seperti sejarah, dia jadi menarik ketika masih banyak yang tersembunyi dan masih menyimpan berbagai penafsiran. Ketika dia sudah menjadi buku atau rujukan, dia berada pada tataran yang lain sebagai pengetahuan. Mungkin akan ada buku lain lagi dan terjadi dialog, misalnya. Tapi dalam konteks hari ini, istri muda akan tua juga. Apakah kita akan biarkan dia lewat mondar mandir sampai kita menjadi bosan. Tidak, sebelum dia usang, kita ambil fotonya dan kita beri bingkai yang bagus. Dan semoga dia abadi dalam penampilan terbaiknya hari ini. Salam. 

Seorang tetua suku berpendapat ” itu kan versi Rustam, kalo misalnya Bongky atau Indra yang bikin, akan beda lagi versinya. Seorang tetua adat menilai ” ini bukan Histori ini his story, his own story. Seorang pembaca berpendapat ‘ berarti antara penulis dan para tokoh yg diceritakan dibuku ini, bisa punya tafsir berbeda dong atas peristiwa yg terjadi “.. Orait setuju.

Persoalan salah benar saja tergantung dari mana kita melihatnya, apalagi cuma tafsiran peristiwa, bisa banyak versinya. Karena sejarah boleh berjalan, tapi tiap orang punya sejarahnya sendiri. Justru buku ini hadir sebagai upaya untuk menyamakan berbagai persepsi. Sebuah langkah awal untuk membuatnya jadi bermanfaat sebagai referensi dan bukan sekedar mitos atau gosip belaka.

Ada lelucon : sepandai-pandainya kita menyimpan istri muda, akhirnya tua juga. Iya bener, itu analogi yang tepat. Ketika berstatus sebagai istri muda, banyak orang yang ingin tau. Ketika berpapasan dijalan, banyak mata yang melirik untuk menggali berbagai tanya dan kerahasiaan. Dengan segala sensasi dan spekulasinya, dia menyimpan misteri. Misalkan kemudian dia berstatus menjadi istri ke 2,3, atau 4 bahkan dengan embel2 sunah, baru dia akan kehilangan misterinya,” tulis Rustam Rastamanis. (jay/dbs)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*