KUNINGAN – Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Desa Sumbakeling, Kec Pancalang, Kab Kuningan, dan Kelompok Masyarakat Bangkit Bersama melakukan inovasi luar biasa dalam bidang pertanian yakni membuat pupuk organik dari sampah rumah tangga. Adapun acara pelatihan digelar di kantor desa setempat dengan melibatkan sedikitnya 50 warga dalam kegiatan bertajuk ‘Pengembangan Sarana dan Prasarana Mikro, Kecil, Menangah dan Koperasi’, Minggu (10/10/2021) siang.
Tampak hadir dalam acara tersebut Ketua LPM Desa Sumbakeling Nurlaksana atau akrab disapa Kang E’em, Ir. I. Ketut Sukanata MM MBA selaku Mentor, Kepala Desa Sumbakeling Rodiman, para perangkat desa, dan puluhan peserta pelatihan. Dari pantauan redaksi JP, acara berlangsung seru dan komunikatif. Para peserta juga tampak antusias karena ilmu dan manfaat yang bisa dipetik dari kegiatan ini, yaitu mengurai sampah menjadi pupuk kaya manfaat. Hal itu bisa dilakukan jika kita tahu cara dan formulanya. Dan dalam pelatihan tersebut hal itu dikupas tuntas oleh para ahli di bidangnya masing-masing.
Kang E’em dalam paparannya menejelaskan bahwa ide membuat pupuk organik dari sampah rumah tangga ini sejatinya sudah ada sejak lama. Namun karena adanya pandemi covid-19 gagasan ini terpaksa harus tertunda dan baru bisa dilaksanakan saat ini. “Ini merupakan cita-cita kami dan LPM yang terpaksa harus tertunda karena pandemi. Seharusnya kita sudah bisa ekspor pupuk organik melalui ide ini,” katanya.
Dengan gagasan itu, sampah rumah tangga yang 70% nya sampah basah, maka bisa punya nilai plus dengan dibuatkan komposer, ditampung di bak sampah yang akhirnya bisa menghasilkan pupuk organik. Selanjutnya output pupuk tersebut bisa dimanfaatkan untuk pertanian di desa setempat juga di daerah lainnya.
Kang E’em yang juga ahli dalam bidang pengobatan herbal ini juga mengatakan bahwa ada sejumlah daerah yang meminta ide ini dikembangkan, seperti halnya Provinsi Jateng dan Kabupaten Majalengka. Namun karena rasa cintanya pada Kabupaten Kuningan Ia tidak begitu saja mengiyakannya. “Tekad saya, Kuningan lah yang menjadi pilot project dari gagasan ini, sebelum dikembangkan didaerah lain, karena saya cinta Kuningan,” ungkap Kang E’em diiringi tepuk tangan para peserta.
Gagasan ini pun sudah dikomunikasikan dan disambut baik oleh Bupati Kuningan Acep Purnama. Diharapakan setelah percobaan perdana penguraian sampah menjadi pupuk organik ini berhasil, Bupati Kuningan bisa melihat langsung progressnya di Desa Sumbakeling. Karena teknologi yang disebut energi elektrik mikro (E2M) ini bisa juga diterapkan di bidang industri seperti halnya industri tahu, tempe, olahan makanan, bahkan bisa juga dipakai di sektor peternakan seperti ternak ayam dan sapi agar tidak bau dan mencemari lingkungan. “Baik rumah tangga maupun industri yang menerapkan teknologi ini, sampah atau limbahnya tidak akan bau. Jika masih bau berarti gagal,” tandasnya.
Sementara itu, usai acara sambutan-sambutan, Ir. I. Ketut Sukanata langsung menggelar demonstrasi pengolahan sampah menjadi pupuk. Dari aula desa para peserta langsung bergeser keluar guna menyaksiakan demo tersebut. Mereka juga aktif bertanya soal tahapan dan proses penguraian sampah. Secara teknis prosesnya yakni dengan mengumpulkan sampah rumah tangga ke dalam bak sampah, lalu ditaburi formula berisi bakteri baik, lalu sampah tersebut akan mencair dan ditampung di bak penampungan lainnya dengan menggunakan kran dan selang.
Sang mentor juga memaparkan resiko global ketika kita terus menerus menggunakan pupuk an-organik. “Kewajiban kita adalah mewariskan hal-hal yang baik guna kelangsungan hidup anak cucu kita kelak. Saat ini perubahan iklim begitu terasa, untuk itu mari kita semua menjadi inisiator dalam menjaga lingkungan, salah satnya dengan membudayakan pupuk organik ini. Mari miliki hidup yang bermakna, berguna bagi banyak orang, silih asah, silih asih, silih asuh,” ajak Pak Ketut.
Adapun Kepala Desa Sumbakeling, Rodiman mengimbau agar para peserta mengikuti dengan baik kegiatan ini. “Tolong kegiatan ini dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Pelatihan juga harus disimak baik-baik ole para peserta. Kegiatan ini merupakan tolak ukur sejauh mana kita dapat melaksanakannya. Mari hargai LPM yang sudah berinovasi,” ujar Rodiman.
Usai acara demonstrasi dan talkshow bersama Tim JP, para peserta secara bergiliran mendapatkan alat-alat pengolahan pupuk yang nantinya akan dipraktekan dirumah masing-masing, tentunya dengan pengawalan dari Ir. I Ketut sebagai mentor, LPM, serta kelompok masyarakat Bangkit Bersama. Para peserta juga semakin semangat karena panitia menyiapkan hadiah khusus bagi mereka yang bisa menghasilkan output pupuk organik terbanyak dan terbaik. Ulasan talkshow acara pelatihan ini juga bisa disimak di channel Youtube JPNEXT TV. (jay/adi/adv)
GALERI FOTO ACARA PELATIHAN PENGOLAHAN SAMPAH MENJADI PUPUK ORGANIK
Kegiatan yang sangat bagus, memberikan edukasi kepada masyarakat dalam mengelola lingkungan….