Home » Artikel » Rustam Bedah Lagu ‘Gemah Ripah Loh Jinawi’, Sindir Larangan Mudik?

Rustam Bedah Lagu ‘Gemah Ripah Loh Jinawi’, Sindir Larangan Mudik?

BELUM lama ini, pentolan Group Musik BIP (Bongky Indra Q dan Pay) menggarap sebuah Project album General Maya dengan menggandeng 3 orang vokalis yakni David Bayu (Naif), Roy Jeconiah (Boomerang), dan Ruhdjack (Modern Gank) dalam album berjudul Merdeka Tanpa Syarat.

Ada sebuah satu lagu yang dinyanyikan oleh David Bayu berjudul Gemah Ripah Loh Jinawi. Lagu bernuansa musik oxytron tersebut mendapatkan apresiasi positif dari puluhan ribu netizen dan banyak yang meng-covernya di Youtube.

Lihat cover lagu, klik link ini: Gemah Ripah

Minggu (11/4/2021), sang penulis lirik yakni Rustam Rastamanis, terpantau JP menuangkan filosofi lagu tersebut berkaitan dengan rindu kampung halaman menjelang mudik Lebaran 2021. Ia pun tak lupa mempostingnya di facebook miliknya, berikut ulasannya:

Gemah ripah loh jinawi adalah semboyan bangsa ini menurut wikipedia, yang artinya tanah subur tentram dan makmur. Semboyan atau motto, merupakan slogan dan spirit yang terus dikumandangkan, demi mencapai tujuan kita untuk menciptakan lingkungan alam, rumah dan tanah air yang diimpikan.

Terlepas apakah realitanya sesuai atau telah melenceng jauh. Tapi spirit tetap tertanam, menetap dalam ingatan. Seperti gambaran anak SD kalo diminta melukis pemandangan; ada gunung indah, sawah permai, sungai jernih, matahari dan awan berkilau. Seperti itu juga gambaran yang kita miliki tentang gemah ripah loh jinawi, walaupun tanah yang subur tentram makmur itu kini sudah lenyap, terkikis, rusak dihancurkan oleh manipulasi dan keserakahan.

Berapa banyak dari kita yang masih perduli dengan pemandangan yang hilang itu. Entah karena kelemahan, ketidak berdayaan atau cuek karena sudah teralih perhatiannya pada keseruan layar hp, tv dan komputer, serta menempatkan realitas dan fokus di tempat lain; malah mungkin kita sedang melanglang buana mengejarnya.

Whatever. Semua kehidupan dimulai dari rumah. Apabila kita mempunyai masalah dari rumah, apalagi yang pelik, maka sejauh manapun kita melangkah, persoalan itu akan terus terbawa2. Tapi kalo suasana rumahmu rukun penuh kehangatan, maka semua persoalan bisa di tanggalkan diluar pintu pagar. Tapi bukan disitu topik bahasannya.

Apapun latar belakangnya, seruwet apapun persoalannya, selalu ada keinginan kita tuk pulang. Dan pulang kerumah masa kecil adalah sesuatu yang spesial, beruntung lah kita yang masih memilikinya. Entah untuk melepas kerinduan, nostalgia, napak tilas, atau sekedar show up pada masa lalu. Para perantau sangat memahami arti dan nilainya.

Membayangkan ketemu orang tua, kakak adik, teman masa kecil, cinta pertama dsb. Semua itu membutuhkan bingkai cerita yang membuat kita makin bersemangat untuk pulang. Disinilah gemah ripah loh jinawi kembali hadir, sebagai bingkai pemandangan yang menemani kita dalam perjalanan, latar kenangan tempat orang2 yang kita sayangi dulu pernah hidup di dalamnya. Walaupun pada kenyataannya, pemandangan itu sudah hilang ketika kita sampai ditujuan.

Tapi kita tidak pernah kecewa, selalu ada part yang bisa disyukuri,  Karna Mudik lebih terkait dengan kenangan, bukan pada realita. Dan gemah ripah loh jinawi masih berfungsi untuk membingkai kenangan yg diperlukan.
Ah, sayang tahun ini mudik dilarang.
.

Penulis: Rustam Rastamanis (Song Writer General Maya)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*