CIREBON – Baru saja diguncang dengan kabar bahwa SMK Al Jabbar Ciledug dicap ‘kacang yang lupa kulitnya’, kini sekolah yang terletak di Desa Pabuaran Lor, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Cirebon ini kembali diterpa dengan kabar lainnya yakni soal keterlambatan gaji atau honor para guru hingga 4 bulan lamanya.
Salah seorang sumber JP yang merupakan guru di SMK Al Jabbar mengatakan bahwa dirinya sudah 4 bulan ini tidak mendapatkan gaji dari tempatnya mengajar. Hal itu jelas berpengaruh pada kondisi perekonomian guru tersebut. Hal senada juga disampaikan guru Al Jabbar lainnya di mana hingga kini ia belum mendapatkan gaji, terlebih di masa pandemi ini baginya sulit untuk mencari tambahan penghasilan selain dari mengajar.
“Belum ada pembayaran gaji, kalau sampai bulan ini ya jadi 4 bulan. Padahal yang saya dengar, pendapatan sekolah 1 tahun bisa nyampe Rp 4 M. Harusnya pihak sekolah bisa saving untuk gaji kami. Kalau soal omset itu internal mereka, kami cuma ingin hak kami diberikan tepat waktu,” ujar sumber JP yang mewanti-wanti agar namanya tidak dipublish.
Mendapat kabar itu, tim JP pun langsung meluncur ke SMK Al Jabbar dan bertemu langsung dengan kepala sekolah SMK Aljabbar Ciledug yakni Ratna Lestari untuk mendapatkan jawaban sekaligus konfirmasi dari pihak sekolah, Selasa (9/2/2021).
Kepada JP, Ratna meminta para guru maklum atas keterlambatan pembayaran gaji tersebut. Ia tidak menampik bahwa di sekolahnya memang terjadi keterlambatan pembayaran honor puluhan guru seperti yang disampaikan narsum tersebut. Namun terjadinya keterlambatan itu bukanah tanpa alasan. Hal itu dikarenakan tersendatnya pemasukan utama sekolah yang berasal dari SPP para siswa.
“Kami memohon bapak dan ibu guru maklum karena di masa pandemi ini SPP dari para siswa juga terlambat bayar karena tidak ada siswa yang datang ke sekolah. Kita ini kan sekolah swasta dan untuk gaji guru otomatis dari SPP siswa. Bahkan ada juga siswa yang sejak bulan 7 tahun 2020 belum bayar SPP. Kita mau nagih juga nggak enak karena KBM dilakukan dengan daring selama pandemi ini sampai sekarang,” ungkap Ratna.
Ia juga menjelaskan bahwa jika nanti dana bos cair sekolah akan membayarkan hak-hak para guru tersebut meski dengan dicicil. “Tapi tidak semuanya, mungkin akan kita cicil pembayarannya, karena dana bos itu tidak boleh dialokasikan seluruhnya untuk pembayaran honor guru,” jelas Ratna.
Sebagai pucuk pimpinan di SMK Al Jabbar, kepsek juga meminta maaf kepada sekitar 70 guru yang mengajar di sana. Karena selama pandemi covid 19 ini aktifitas sekolah menjadi penuh keterbatasan yang imbasnya berdampak pada pembayaran gaji guru juga program-program sekolah.
Sementara itu, dikonfirmasi terkait pemberitaan sebelumnya bahwa pihak Sekolah Al Jabbar telah memakai aset negara berupa tanah Gendon milik Pemdes Pabuaran Lor, Ratna tidak bisa memberikan jawaban terperinci, mengingat hal itu merupakan ranah Ketua Yayasan yakni sang kakak dari kepsek, Retno Widodo. Terlebih jabatannya di sekolah saat ini baru berjalan satu tahunan menggantikan kepsek sebelumnya,
Kendati demikian pihak SMK Aljabbar berjanji dalam waktu dekat akan mendatangi Pemdes Pabuaran Lor untuk melakukan musyawarah guna membahas langkah ke depan. “Insya Allah besok (Rabu 10 Februari) kami akan datang ke Desa untuk menemui pak kuwu,” jelas Ratna Lestari didampingi suaminya, Junaedi.
Senada dengan penuturan Ketua Yayasan Al Jabbar Ciledug Retno Widodo yang dikonfirmasi JP melalui pesan Whatsapp, Senin (8/2/2021). “Trimakasih atas beritanya. Miss Comunication, Insya Allah dalam waktu dekat yayasan mau silaturahmi ke Pa Kuwu. Selama Pandemi Covid 19 Kami beum ketemu dengan Pak Kuwu,” tulisnya. (jay/adi)