KAB. GARUT – Dalam rangka peningkatan kesehatan masyarakat dan untuk pengelolaan yang lebih baik, Pemerintah Kabupaten Garut setuju hibahkan aset RSUD Pameungpeuk ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Plt Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat Iwa Karniwa dalam tinjauannya ke RSUD Pameungpeuk, Jl. Mirameru No.99 Pameungpeuk Kabupaten Garut, Kamis (1/10) mengatakan dalam Ketentuan peraturan perundang-undangan, antar instansi, kerena sifatnya sama-sama pemerintah, maka pola yang akan digunakan pola hibah.
“Pak Bupati Pak Wakil Bupati, prinsipnya setuju siap menghibahkan aset. Baik itu personil, data dan juga aset, dari Kabupaten Garut ke Provinsi,” tutur Iwa. Dengan alokasi sekitar Rp 100 Milyar, Pemprov berniat kembangkan Rumah Sakit tersebut menjadi tipe B. Direncanakan rumah sakit ini dapat mencangkup kebutuhan kesehatan masyarakat wilayah Jabar Selatan, seperti Tasik Selatan, Ciamis Selatan, termasuk Cianjur, serta beberapa Kabupaten lainnya.
“Diharap rumah sakit ini akan diproses nantinya menjadi rumah sakit tipe B. mungkin terbesar di wilayah selatan yah, wilayah Jabar Selatan, bukan Garut Selatan saja yah,” harap Iwa. Hal senada diungkap Wakil Bupati Garut Helmi Budiman, dirinya yakin dengan anggaran 100 Milyar dapat meng-Up-Grade tipe Rumah Sakit Pameungpeuk. Ditambah dengan penyediaan SDM oleh Provinsi, pelayanan akan meningkat dan ruang lingkup pelayanan kesehatan di Jabar Selatan akan semakin luas.
“Ini akan menjadi rumah sakit yang paling besar, yang paling lengkap nanti di Jabar Selatan. Dan saya sangat bersyukur karena Garut bukan hanya bermanfaat untuk orang Garut, tetapi juga untuk Kabupaten-kabupaten yang lain.” Kata Helmi.
Total aset RS saat ini 30 Milyar. Sedangkan kapasitasnya 40 tempat tidur, dan tergolong dalam tipe D. sementara luas lahan sekitar 3 hektar. Setelah dihibahkan ke Pemprov, pengembangan Rumah Sakit ini pun bisa sampai 10 hektar. Karena lahan disekitarnya masih kosong dan tergolong murah.
“Lahan 2,9-3 hektaran dan ini cukup memadai. dan untuk pengembangan lahan di sebelah ini masih kosong, di belakang, di pinggir masih kosong jadi untuk pengembangan 10 hektar pun bisa disini,” tambah Helmi. (dov/rls)