Fenomena embun es dan suhu dingin di dataran tinggi Dieng menjadi perbincangan hangat warganet di Twitter. Hingga Minggu (26/7/2020) siang, terpantau ‘Dieng’ menjadi salah satu trending topic di Twitter dengan 10 ribu twit. Salah satu unggahan yang menarik perhatian warganet adalah dari akun resmi Festival Budaya Dieng @FestivalDieng. Unggahan ini mendapat 1,5 ribu retweet dan 4,6 ribu likes dari warganet.
admin media sosial sekaligus pengurus Festival Budaya Dieng Aprilianto mengatakan, fenomena embun atau kristal es ini biasa dijumpai pada musim kemarau, yaitu pada Juni, Juli, Agustus, dan September. “Biasanya di empat bulan itu, suhunya bisa sampai minus 5 derajat setiap paginya,” kata Aprilianto, Minggu (26/7/2020). Ia menambahkan, fenomena ini biasa terjadi di wilayah Desa Dieng Kulon dan Desa Dieng Wetan. Sementara untuk kawasan yang paling terdampak adalah kawasan wisata kompleks Candi Arjuno.
Fenomena alam embun es di dataran tinggi Dieng yang terjadi pada musim kemarau tentunya menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Mereka ingin menyaksikan keindahan matahari terbit berpadu dengan hamparan rumput yang terselimuti kristal es. Pada Sabtu, (25/7/2020) kemarin, wisatawan yang berkunjung ke Dieng mencapai 1.200 orang.
Menurut Uut, panggilan akrabnya, fenomena embun es ini biasa terjadi pada Juli hingga September dan terjadi setiap tahun. Saat ini, imbuhnya embun es yang terlihat masih berada di fase awal dan belum mencapai puncaknya. “Hari ini tadi (suhunya) minus 3 derajat,” kata Uut. Uut menambahkan, fenomena yang oleh warga setempat disebut dengan embun upas tersebut juga terjadi di area Candi Arjuno dan lapangan di sekitarnya pada Minggu (26/7/2020) pagi.
Uut mengatakan, untuk saat ini destinasi wisata dataran tinggi Dieng masih dibuka terbatas. Wisatawan yang boleh berkunjung hanya dari DIY dan Jawa Tengah, selain itu protokol kesehatan juga wajib dipatuhi oleh wisatawan. “Seperti yang disampaikan oleh Pak Bupati ( Banjarnegara), 1 Agustus nanti dibuka untuk umum,” kata Uut. Terkait pembatasan jumlah pengunjung, Uut mengatakan, di kompleks Candi Arjuno sendiri dilakukan pembatasan maksimal dalam satu putaran hanya boleh ada 140 orang, satu kali masuk. “Arus wisatawannya berjalan sesuai pantauan kami,” imbuh dia. (dbs)