BANDUNG – Terkait penanggulangan covid-19, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar tidak akan menurunkan level pengawasan, termasuk jelang hari raya Idul Fitri 1441 H. Pengawasan, akan dilakukan sesuai dengan zona atau level kewaspadaan di daerah masing-masing. Meskipun PSBB disesuaikan dengan kondisi masing-masing daerah.
“Detailnya, Jabar akan memiliki lima level kewaspadaan. Yaitu Level 5 atau Zona Hitam (Kritis), Level 4 atau Zona Merah (Berat) yakni kondisi PSBB saat ini, Level 3 atau Zona Kuning (Cukup Berat), Level 2 atau Zona Biru (Moderat) menunjukkan wilayah yang perlu melaksanakan physical distancing, dan Level 1 atau Zona Hijau (Rendah) yakni kondisi normal,” ujar sosok yang akrab Kang Emil itu, saat gelar video conference bersama 27 bupati/wali kota se-Jabar dari Gedung Pakuan, Kota Bandung, Sabtu (16/5/2020) malam.
Dikatakan dia, kepada yang mereka yang termasuk ke dalam level biru, kebijakan bisa lebih longgar, dengan tetap menjauhi kerumunan dan ada protokol kesehatan. Namun demikian, kegiatan sudah bisa 100 persen. “Kalau dia masih level merah seperti sekarang, itu kegiatan ekonomi atau apapun (dibatasi) hanya 30 persen,” ujar Kang Emil.
Kang Emil pun merekomendasikan kepada kabupaten/kota yang masih ada di Level 4 atau Zona Merah untuk tetap melakukan PSBB secara penuh. Namun, kepada kabupaten/kota yang sudah termasuk Zona Kuning dan Biru bisa melakukan PSBB parsial.
“Hampir semua yang namanya kota (di Jabar) itu masuk yang level merah, kecuali Kota Bandung, sudah masuk kategori level kuning atau level tiga dari lima level itu,” jelas Kang Emil.
“Nah, oleh karena itu, rekomendasi hari ini kepada 50 persen dari 27 kota/kabupaten yang kategorinya masih merah atau Level 4, kami rekomendasikan untuk melanjutkan PSBB secara penuh. Tapi kepada Zona Kuning dan Biru kami merekomendasi pilihan melakukan PSBB parsial,” katanya.
Kang Emil menambahkan, ukuran keberhasilan PSBB juga bisa diukur dengan turunnya pasien terkonfirmasi positif sambil terus melakukan peningkatan jumlah tes masif. Pihaknya sedang mengejar 300 ribu pengetesan dalam waktu secepatnya.
Kepada para bupati/wali kota, Kang Emil pun mengatakan, secara umum tren Jabar dalam menangani pandemi ini cukup positif, di antaranya merujuk jumlah pasien di rumah sakit yang menurun sejak akhir April, angka kematian menurun, serta tingkat kesembuhan naik dua kali lipat.
“Saya ucapkan terima kasih kepada semua pemimpin daerah yang sudah sinkronisasi terkait apa yang kita kerjakan, sehingga kita di Jawa Barat bisa satu frekuensi,” katanya.
Meski begitu, Kang Emil juga meminta kepala daerah untuk tetap mewaspadai potensi adanya Orang Tanpa Gejala (OTG) dari para pemudik. Dirinya berujar, ada kemungkinan kedatangan 300 ribu pemudik ke Jabar. Hal itu dinilai bisa merusak tren positif penanganan COVID-19.
“Jika tren positif ini digagalkan oleh datangnya potensi-potensi OTG atau pemudik yang jumlahnya diperkirakan ada sekitar 300 ribu, itu akan mengganggu tren menggembirakan yang ada di Jawa Barat,” ujar Kang Emil.
“Saya ucapkan terima kasih atas kerja keras (tenaga kesehatan) bahwa pasien yang sembuh jumlahnya dua kali lipat lebih banyak, tinggal mewaspadai yang namanya pemudik sebagai potensi persebaran baru,” tutupnya. (red)