CIREBON – Beredar di grup WhatsApp (WA), sejumlah tenaga medis di RS Ciremai Kota Cirebon terpapar corona akibat ulah pasien yang tak jujur. Bahkan, dalam grup WA tersebut pun beredar rekaman percakapan antara seorang pria dengan wanita yang disebutnya pihak dari rumah sakit tersebut.
Dalam rekaman percakapan yang beredar di grup WA, disebutkan, dari sejumlah tenaga medis itu, dua diantaranya dokter, 7 orang petugas IGD, 4 orang petugas ICU, sisanya perawat di bagian lain.
“Awalnya ada pasien datang sudah dalam kondisi tak sadar, dengan keluhan sesak nafas. Namun saat ditanya riwayatnya, keluarga yang mengantar pasien tersebut menutupinya. Bahkan saat perawat mendesak menanyakan soal riwayat pasien berkaitan dengan covid-19, salah satu pengantar pasien marah-marah,” ucap wanita yang ada dalam rekaman percakapan tersebut, yang disebutnya pihak dari rumah sakit.
Pihak RS Ciremai membenarkan hal tersebut. Dikutip dari Radar Cirebon, Senin (20/4/2020), Kepala RS Ciremai dr Andre Novan, mengatakan, akibat ulah pasien yang tak jujur itu, sebanyak 21 petugas medis di RS Ciremai kini berstatus orang tanpa gejala (OTG) dan menjalani isolasi mandiri di rumahnya masing-masing.
Sebanyak 21 orang itu, kata dia, terdiri dari dokter jaga, perawat IGD dan perawat di ruang ICU. Peristiwa, lanjut dia, berawal saat pihaknya kedatangan pasien berusia 70 tahun. Pasien tersebut, terindikasi tertular virus corona (covid-19).
Pasien tersebut dibawa keluarganya ke RS Ciremai pada Selasa (14/4/2020) sekitar pukul 09.00 WIB. Saat itu, pasien dalam keadaan tak sadarkan diri. Namun saat itu, pihak keluarga tidak jujur terkait riwayat bepergian dan interaksi pasien. Pihak keluarga, kata dia, hanya menyampaikan kalau pasien terjatuh dan pingsan.
Petugas jaga/skrining di Posko Covid-19 yang berada di halaman RS Ciremai, membawa pasien ke ruang IGD, tanpa curiga yang bersangkutan telah tertular corona. Dan pada Rabu (15/4/2020), sekitar pukul 00.15 WIB, pasien tersebut pun meninggal dunia.
“Saat menangani pasien di IGD, petugas medis menggunakan standar keamanan level 2, seperti masker N95, namun tidak menggunakan APD lengkap dengan hazmat, layaknya di ruang isolasi,” ujar dr. Andre.
Setelah mengetahui pasein pernah berinteraksi dengan orang yang positif corona, pihak RS Ciremai langsung melakukan pendataan terhadap petugas yang pernah bersinggungan. “Hasilnya ada 21 orang dengan status OTG yang dirumahkan atau menjalani isolasi mandiri. Dan hingga Minggu (19/4/2020), ke-21 orang itu dalam keadaan sehat,” lanjut dr. Andre.
Rencananya, Selasa (21/4/2020) dan Rabu (22/4/2020), akan dilakukan pengecekan menggunakan rapid test terhadap ke-21 tenaga medis tersebut. (red)