BANDUNG – Bandung Raya akan berlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). PSBB mulai diberlakakukan Rabu (22/4/2020), selama 14 hari. PSBB akan disertai dengan rapid diagnostic test atau tes masif
“Pelaksanaan PSBB di Bandung Raya akan diiringi pengetasan massal sebanyak-banyaknya. PSBB memberikan ruang disiplin kepada daerah dan dilacak dengan tes, sehingga kita di akhir waktu akan tahu siapa yang mengalami atau berada dalam zona yang harus diwaspadai,” ujar Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, di Gedung Pakuan, Jumat (17/4).
Gubernur yang akrab disapa Kang Emil ini menyampaikan, ada 21 ribu orang yang mendaftar untuk menjalani rapid test di Jawa Barat melalui Pikobar (Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jawa Barat).
Mereka akan menjalani tes selama PSBB diberlakukan di tempat yang sudah ditetapkan melalui aplikasi tersebut.
“Pelaksanaan PSBB ini selama 14 hari dan berharap dengan kedisiplinan yang tinggi, seharusnya setelah 14 hari PSBB tidak perlu dilanjutkan ke tahap selanjutnya,” ucap Kang Emil.
Jika warga bandel, katanya, bukan tidak mungkin PSBB bisa dilanjutkan tanpa ada persetujuan dari Kemenkes.
PSBB ini diberlakukan karena di Jawa Barat, zona terbanyak kasus Covid-19, yakni dua pertiga persebaran virus ini memang berada Metropolitan Bodebek dan Bandung Raya.
Untuk kota dan kabupaten lainnya, pihaknya masih mengkaji apakah perlu dilakukan PSBB atau tidak karena pengusulan PSBB harus berdasarkan data dan kajian yang menyakinkan.
Emil mengingatkan dari 27 kota dan kabupaten di Jabar, ada empat daerah di Jawa Barat yang masih dinyatakan bersih dari kasus positif Covid-19.
Di empat daerah ini akan terus diyakinkan nol kasus positif dengan pelaksanaan rapid test.
“Rapid test yang sudah kita lakukan kurang lebih ada sekitar 80.000, di mana di dalamnya sudah dilaporkan dan ditemukan sekitar 1.200 yang positif Covid-19 untuk kami lanjutkan pengetesan secara swab tes,” katanya.
Emil juga mengatakan Pemprov Jabar sudah membeli alat tes PCR atau swab dari Korea Selatan sehingga bisa meningkatkan kapasitas pengetesan dari yang awalnya hanya 140 sampel per hari menjadi 2.000 sampel per hari. (*)