KARAWANG – Beredar kabar, 1 PDP corona (covid-19) di RSUD Karawang, meninggal dunia, Minggu (5/4/2020) malam. Menurut kabar yang beredar itu, pasien tersebut merupakan warga beralamat Kecamatan Jayakerta. Ironisnya, pihak Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Karawang, terkesan bungkam.
Masih menurut kabar yang beredar itu, warga yang terpapar corona itu meninggal sekitar pukul 18.00 WIB. Yang bersangkutan sempat dirawat di RSUD Karawang, hingga meninggal dunia. Jenazahnya, menurut kabar tersebut, sempat berada di kamar mayat RSUD Karawang dengan dibungkus plastik infeksius dan sudah dibungkus dengan kantong jenazah.
Dari kabar itu juga disebutkan, yang bersangkutan masuk ke RSUD Karawang pada 31 Maret 2020, dengan rapid test positif. Jenazahnya sekarang sudah dimakamkan di Dusun Kamurang, Jatimulya, Kecamatan Pedes, Karawang.
Namun, saat awak media melakukan konfirmasi terkait kabar tersebut, Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Karawang, dr. Fitra Hergyana terkesan bungkam. Dia hanya menjanjikan kepada awak media untuk memberikan keterangan pada Senin (6/4/2020).
“Untuk perkembangannya akan kita sampaikan besok pas press release,” singkat dr. Fitra Hergyana, saat dikonfimasi awak media melalui pesan Whatsapp.
Sementara itu, terkait kabar seorang warga di Ciampel yang meningga dunia beberapa hari lalu, dr Fitra mengatakan, kalau itu bukan karena terpapar Covid-19. “Adapun mengenai foto yang sudah beredar mengenai proses pemakaman kabar meninggalnya TI (67), warga Perum Griya Indah Desa Parungmulya Kecamatan Ciampel, itu tidak benar,” ucap dr. Fitra.
Hal senada disampaikan Kepala Puskesmas Ciampel, Asep yang mengklarifikasi penyebab meninggalnya TI (67). Berdasarkan hasil keterangan keluarga almarhum, kata dia, TI mempunyai riwayat bronkitis kurang lebih 2 tahun. Pada November 2019 dirawat di RSUD muntilan dengan stroke.
Almarhum ke Karawang pada Desember 2019, pernah kontrol ke RS pada Januari ke Poli Syaraf. Dua minggu terakhir tidak ada riwayat perjalanan ke luar kota dan tidak ada kontak dengan yang positif covid-19.
Almarhum dibawa ke RS Dewi Sri pada Jumat (3/4/2020) sekitar pukul 12.30 WIB, karena almarhum sudah tidak mau minum dan makan dari pagi, mengalami demam, dan kadang-kadang batuk.
“Demikian hasil investigasinya,” terang Asep, sambil menegaskan bahwa almarhum TI bukan meninggal lantaran terpapar covid-19.
Disinggung kenapa proses pemakaman almarhum TI seperti proses pemakaman pasien covid-19, Asep menjelaskan, kemungkinan besar pihak RS Dewi Sri melakukan langkah antisipasi terhadap almarhum yang belum pernah dilakukan rapid test atau test swab.
“Mungkin karena sekarang lagi wabah covid-19, pihak RS Dewi Sri berjaga-jaga. Karena di RS Dewi Sri juga belum diperiksa rapid test atau swab,” pungkas Asep. (zen)