CIREBON – Corona virus, Kabupaten Cirebon darurat masker dan sanitizer. Selain keberadaannya sulit ditemukan, kalau pun harga, harganya mahal. Warga, menjerit.
“Pemkab dan pihak berwajib harusnya turun tangan. Cek lapangan, sidak pasar dan tindak pelaku penimbun serta penjual masker dan sanitizer yang melambungkan harganya,” ujar Ujar AB, seorang guru di sebuah MAN di Kabupaten Cirebon.
Dikatakan dia, saat ini warga di Kabupaten Cirebon sangat kesulitan untuk mendapatkan masker dan sanitizer, yang merupakan salah satu antisipasi penyebaran virus corona. Kalau pun ada, harganya dirasa selangit. Yang tadinya sanitizer Rp 35 ribu, sekarang jadi Rp 300 ribu.
“Penanganan penyebaran virus corona kan bukan hanya melakukan cek kesehatan, tapi banyak yang harus dilakukan, salah satunya ya menyangkut persediaan sanitizer dan masker. Selama ini Pemkab Cirebon dirasa tidak ada upayanya. Coba saja, apa yang sudah dilakukan Pemkab Cirebon?” ucapnya.
Senada, N seorang bidan desa di Kabupaten Cirebon juga mengeluhkan hal tersebut. Kata dia, dirinya sangat kesulitan untuk mendapatkan masker dan sanitizer.
“Di toko-toko sanitizer harganya mahal banget. Harusnya pemerintah daerah turun tangan melakukan operasi pasar. Ini terkesan sebaliknya, tak ada eksyen,” katanya.
Tak hanya itu, bidan ini juga mengeluhkan soal keberadaan alkohol yang kini sama sulitnya.
“Sekarang kan ibu hamil tidak boleh melakukan pemeriksaan ke rumah sakit dulu. Otomatis kita sebagai bidan yang melakukan home visit. Nah disaat home visit itu, kita terkendala dengan persediaan obat-obatan dan kelengkapan lainnya, salah satunya alkohol,” ucapnya.
Sementara itu, untuk meminta konfirmasi terkait berita ini, pihak berwenang di Pemkab Cirebon belum bisa dihubungi. (red)