CIREBON – Tidak jelasnya kepastian mutasi rotasi di lingkungan Pemkab Cirebon membuat sejumlah pejabatnya jengah. Mereka mulai berkomentar meski tidak terang-terangan.
“Kebijakan Imron dalam menentukan pelaksanaan mutasi patut dipertanyakan. Ini ada apa sebenarna. Waktunya selalu diundur undur terus. Apakah masih dipengarahui kebijakan mantan Bupati Sunjaya seperti yang banyak dituduhkan publik selama ini,” ujar Kadishub Kabupaten Cirebon, Abraham Muhamad, kepada wartawan, Jumat (14/2/2020).
Abraham menjelaskan, publik saat ini menunggu kepastian Imron sebagai bupati dalam mengambil kebijakan. Mutasi dan rotasi adalah bagian awal dalam menentukan kebijakan. Namun harusnya mutasi rotasi dilakukan pada awal tahun. Hal itu untuk mengukur kinerja pejabat secara utuh.
“Minimal dilakukan awal tahun. Ini kan untuk mengukur kinerja pejabat secara utuh pada akhir tahun. Ini sudah bulan februari, kalau mutasi diundur sampai bulan maret, ada kinerja pejabat yang terpotong. Terus bagaimana menilai hasil akhirnya,” jelasnya.
Abraham juga meminta Imron agar pejabat yang sudah terlalu lama menduduki jabatan, segera digeser. Kalau dibiarkan, akan ada kecenderungan pejabat tersebut tidak membedakan urusan dinas dan urusan pribadi. Justru saat ini, banyak pejabat yang tetap enjoy dengan jabatannya tanpa mau untuk dipindahkan.
“Ini kritik membangun kepada bupati. Jadi tolong buat kepastian kepada masyarakat, kapan mutasi akan dilakukan. Imbasnya pegawai saat ini banyak yang malas dengan isu mutasi. Ini mengganggu kinerja termasuk penyerapan anggaran juga sangat terganggu,” ungkapnya. (mm)