TASIKMALAYA – Penemuan mayat dalam gorong-gorong di depan SMPN 6 Kota Tasikmalaya, masih menyisakan misteri. Mayat siswi bernama Desi Sulistina (13) alias Delis itu, ditemukan pada Senin (27/1/2020). Hingga saat ini, belum diketahui siapa pelaku pembunuhan itu.
Informasi yang dihimpun, awalnya korban dikabarkan hilang. Korban sempat berangkat sekolah, Kamis (23/1/2020). Sepulang sekolah, korban masih terlihat keluar sekolah bersama dua temannya. Namun, dua teman korban kemudian pulang ke rumahnya, sedangkan korban berteduh di tempat foto copy, seberang sekolah, yang tak jauh dari gorong-gorong tempat mayat korban ditemukan. Dan sejak itu, korban tak diketahui lagi rimbanya.
Korban dimakamkan di Lewo, Kecamatan Mangkubumi, kemarin, dihadiri ratusan pelajar SMP Negeri 6 beserta guru, kepala sekolah, dan warga.
Ibu kandung korban, Wati Candrawati (46), meyakini ada yang tidak wajar dalam kematian putrinya. Ia menduga putrinya tewas dibunuh.
“Saya minta pelakunya dihukum seberat-beratnya, dihukum mati,” kata Wati dengan bibir tergetar, saat ditemui di kompleks pemakaman Lewo.
Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya Kota AKP Dadang Sudiantoro mengatakan, akan melakukan penyelidikan terkait kasus tersebut.
Sebelumnya telah dilaporkan hilang oleh pihak keluarga ke Polsek Mangkubumi pada Jumat 24 Januari 2020. Dikatakan Dadang, pihaknya menerima laporan dari warga terkait ditemukannya mayat di gorong-gorong, pada Senin sekitar pukul 15.00 WIB.
Berdasarkan keterangan penjaga sekolah, kata Dadang, dia mencuim bau anyir yang sangat menyengat dari sekitar gorong-gorong. Ketika dicari sumbernya, petugas dan warga sekitar menemukan mayat di dalam gorong-gorong.
Lantaran tak bisa diambil menggunakan tangan, lanjut Dadang, petugas kemudian membongkar gorong-gorong tersebut dan terlihat kaki manusia. Dari identitas yang ditemukan, korban berinisial DS (13) merupakan siswi SMPN 6 Tasikmalaya.
Setelah dikonfirmasi kepada pihak keluarga, mereka juga memastikan bahwa korban merupakan DS salah satu anggota keluarga yang sempat menghilang.
Dari hasil pemeriksaan korban, kata Dadang, belum ditemukan tanda-tanda kekerasan dalam tubuh korban. Namun, pihaknya akan melakukan autopsi kepada korban untuk memastikan penyebab kematiannya.
“Autopsi diperlukan untuk memastikan kematiannya. Kita akan meminta keluarga korban untuk memberikan izin,” katanya. (red)