CIREBON – Menjelang libur Lebaran dan pengumuman kelulusan siswa, di Kecamatan Waled, Kabupaten Cirebon, dikagetkan dengan kabar tidak sedap yang menyangkut institusi SMP Negeri 1 Waled. Kabar tersebut yakni berupa adanya video tentang kenakalan siswa yang diduga siswa-siswa kelas 9 SMPN 1 Waled. Video itu diupload di Youtube dengan judul “Negri 1 Waled | Angkatan 2018 – 2019 | Cirebon!!!”. Adapun akun sang pengunggah video itu bernama “WListanto Channel”.
Dari pantauan Jabar Publisher (JP), dalam video berdurasi 3:06 menit itu berisi sebuah lagu dengan iringan guitar akustik yang liriknya digubah oleh oknum-oknum siswa menjadi lagu yang menyebutkan kata-kata kotor/tidak pantas juga menantang sekolah lain untuk tawuran/berperang. “Mengapa kita harus berdamai, jika berperang lebih menyenangkan,” ujar penyanyi pada video yang mirip reff lagu “Kemarin – Seventeen” itu. Ungkapan tak pantas juga ada pada part-part lagu lainnya dengan menyebut umpatan binatang.
“Sudah ramai juga video ini. Ada 13 ribu orang yang sudah nonton, yang komentar ada 51 orang. Kabarnya pihak sekolah juga tidak akan meluluskan siswa siswa yang terlibat dalam video itu. Karena semuanya anak-anak kelas III atau kelas 9,” ujar sumber terpercaya JP, Senin (27/5/2019). Sumber juga menegaskan bahwa video itu sudah berupaya dihapus oleh pihak sekolah, namun tidak berhasil. “Pihak sekolah sudah berupaya menghapus video itu tapi tidak bisa. Makanya sampai sekarang masih ada di youtube. Sekolah juga sudah memanggil orang tua siswa untuk bikin surat pernyataan,” ujar sumber.
Sementara itu, saat dikonfirmasi JP, Kepala Sekolah SMPN 1 Waled Entris Sutrisno melalui Kumbara, selaku Humas SMPN 1 Waled, Rabu (29/5/2019) membenarkan adanya video kenakalan siswa tersebut memang oknum dari siswa-siswa SMPN 1 Waled. “Kami mengetahui video tersebut di bulan mei, saat bu Een itu mengapload hasil kreasi seni di acara perpisahan tanggal 1 Mei,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, adanya video tersebut seolah untuk memojokkan pihak sekolah. “Kami merasa ada sisi kemanusiaan yang harus dipertimbangkan. Sebenarnya menurut saya dalam prilaku anak sekolah itu, seolah-olah mendeskreditkan sekolah. Tetapi pertimbanganya karena anak anak masih dibawah umur. Jadi kita sudah mengambil langkah pembinaan dan memanggil orang tua, bahwa pihak sekolah tidak bertanggung jawab atas prilaku dan perbuatan anaknya,” tegas Humas SMPN 1 Waled.
Dia kembali menjelaskan, dalam video itu ada nama-nama siswa dan foto-foto yang lokasinya berada di sekolah dan sebagian berada di luar sekolah dengan tampilan slide show. “Kalau dari catatan guru BP ada 17 anak yang terlibat. Tidak semua anak dipanggil karena kan dalam video itu ada banyak anak dan banyak nama. Yang kami panggil hanya aktor intelektualnya, karena ada rekam jejak anak-anak di kasus lain. Kalau kelulusan kan bukan karena video nya saja. Soal kelulusan ini juga kan menjadi urusan kami,” ulasnya.
Pihak SMPN 1 Waled juga sudah memberi kesempatan kepada pihak yang mengapload video tersebut namun hingga kini video tak pantas itu, masih bisa diakses. “Kami belum lapor (polisi). Karena kami memberikan kesempatan dulu dari tanggal 19 Mei, tapi ternyata masih tayang di youtube. Kami juga baru rapat kemarin, hasil rapat ini menentukan untuk lapor ke polisi, yang kaitannya kelanjutannya bagaimana,” pungkas Kumbara. (crd/jay/adi)