CIREBON – Aksi pungli (pungutan liar) di pasar tradisional di Kabupaten Cirebon, tetrnyata bukan hanya terjadi di Pasar Babakan. Hasil investigasi Jabar Publisher, ternyata aksi serupa terjadi di hampir di seluruh pasar se-Kabupaten Cirebon termasuk pasar yang belum lama ini diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heriawan, Pasar Batik Trusmi.
Hal itu dibenarkan oleh Kepala Bidang Pengelolaan Pasar pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Cirebon H.Prihatna Sudarma. Pihaknya menuturkan, memang banyak pungutan liar, tetapi itu bukan dilakukan oleh Disperindag melainkan oleh oknum-oknum nakal yang memanfaatkan situasi dan kondisi.
“Dinas tidak ada pungutan dalam bentuk iuran maupun dalam bentuk pungutan untuk segala keperluan pasar,kami hanya menarik retribusi saja,” terangnya kepada Jabar Publisher saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (27/7).
Untuk meminimalisir terjadinya pungutan dan lainnya, kata dia, pihaknya akan sesegera mungkin melakukan sosialisasi kepada seluruh pedagang pasar tentang adanya pembinaan terhadap hak dan kewajiban serta memberikan tips cara berdagang dengan baik itu seperti apa.
“Kedepan kita akan perketat dengan cara melakukan pengawasan di seluruh pasar. Tujuannya untuk menekan pungutan liar tersebut,” pungkasnya.
Sementara itu, di Pasar Babakan Kecamatan Babakan Kabupaten Cirebon, mandor yang narikin pungutan selalu menghindar saat hendak dikonfirmasi. Betitupun dengan pihak pengelola pasar. Jabar Publisher hendak menemuinya untuk konfirmasi, yang bersangkutan ngumpet dengan alasan yang disampaikan anak buanya, sedang keluar.
Amad selaku kerabat dari salah satu pedagang lama di Pasar Babakan menjelaskan, kerabatnya dulu punya lima kios sebelum pasar itu diperbaharui. Setelah diperbaharui pasar tersebut dia dapat empat kios, satu kiosnya dijual ke pedagang baru Rp 35 jt. “Tidak hanya itu, pengelola pasar ini menjual lapak emperan ke pedagang baru Rp 7-8 jt. Tidak hanya itu, pedagang lama yang mendapatkan kios gratis tiap tahunnya retribusi Rp400 ribu ke mandor pasar,” ujar Amad. (tim)