KARAWANG – Dugaan adanya manipulasi harga pembelian lahan untuk Unit Sekolah Baru (USB) SMK Negeri Batujaya, Karawang, semakin santer diperbincangkan.
Pasalnya, tercium dugaan alias bau manipulasi harga soal pembelian lahan tersebut, baru terendus beberapa waktu lalu. Entah motivasinya apa, salah seorang kuasa ahli waris membeberkan prihal harga pembebasan lahan untuk SMK Negeri Batujaya.
Sukat, kuasa para ahli waris menuturkan dihadapan awak media, bercerita soal pembayaran lahan yang dibeli pemerintah saat itu, yang berlokasi di Desa Karyamakmur, Kecamatan Batujaya, Karawang. Dalam ceritanya, pihaknya hanya mengambil uang pembayaran sekitar Rp 800 juta. Sementara, jumlah uang pembayaran lahan yang masuk ke rekeningnya berjumlah Rp 1,4 miliar.
“Waktu itu, saat menerima transfer yang masuk ke rekening berjumlah satu miliar lebih, tapi kami saat itu hanya mengambil 800 juta saja,” tutur Sukat.
Terkait ocehan kuasa ahli waris, soal nilai pembelian lahan miliknya. Kemudian, menjadi banyak pertanyaan dari berbagai pihak. Bahkan, kabar adanya manipulasi harga tersebut, berbuntut banyaknya tudingan kepada para pemangku kebijakan di wilayah dimana, USB tersebut dibangun.
Salah satu pihak yang menjadi sorotan, terkait manipulasi harga, salah satunya pihak komite sekolah. Eli Tarwinan, Ketua Komite SMK Negeri Batujaya, saat ditemui Jabar Publisher di tempat kerjanya, mengaku tidak tahu menahu soal manipulasi harga yang ramai dibicarakan.
“Soal adanya manipulasi harga, sejujurnya saya tidak tahu menahu,” kata Eli. Menurutnya, dia bersama pihak sekolah pada saat itu, hanya diminta untuk membuat pengajuan pembebasan lahan saja. “Waktu itu, kami diminta membuat pengajuan pembebasan lahan untuk USB, dan waktu itu kami hanya mengantarkan pengajuan itu sampai tingkat kecamatan saja. Setelah itu, kami tidak tahu,” lanjutnya. (zen)