CIREBON – Fantastis. Itulah yang terbesit dalam benak kita begitu mengetahui harga grounding (penangkal petir) di RSUD Waled, Kabupaten Cirebon. Informasi yang diterima redaksi JP dari salah satu sumber yang bisa dipercaya menyebutkan, beberapa bulan lalu RSUD Waled membeli tiga unit grounding seharga Rp 198 juta.
“Harganya hampir 200 juta untuk tiga buah. Padahal yang paling bagus saja pas saya cek, harganya hanya dikisaran Rp 20 juta, atau sekitar 60 juta untuk 3 unit grounding. Itu sudah termasuk dengan pemasangan alias terima beres. Jelas kami mencium adanya mark up,” ujar sumber JP itu, Selasa (14/8/2018).
JP pun berinisiatif mengkroscek informasi sumber tadi lewat internet. Ternyata didapatkan harga penangkal petir termahal dengan kualitas terbaik seharga Rp 23,8 juta dengan merk LPI Guardian CAT I Gold. Sedangkan pada merk anti petir khusus perkantoran lainnya, harganya dibawah Rp 10 jutaan.
Ditanya lebih jauh soal siapa yang mencetuskan ide pemasangan grounding dengan harga fantastis tersebut, sumber orang dalam (SOD) enggan membeberkannya. “Dikonfirmasi saja pihak-pihak yang berwenang di RSUD Waled. Yang pasti, grounding itu kini sudah terpasang. Antara lain di depan dan di dekat masjid,” jelas sumber lagi.
Untuk diketahui, grounding atau anti petir merupakan kabel konduktor tembaga yang berfungsi meneruskan aliran muatan listrik dari batang penangkal ke tanah. Kabel konduktor penangkal petir disertai fungsi penangkal petir dipasang pada dinding di bagian luar bangunan. Ya, sesederhana itu barangnya. Lalu kenapa harganya begitu mahal?
Manajemen RSUD Waled Terus Menghindar
Sementara itu, pihak RSUD Waled saat dikonfirmasi terkait pengadaan grounding itu terkesan enggan menjawab. Pekan lalu, JP sudah menghubungi Yayan selaku Wadir Umum dan Keuangan RSUD Waled. Namun, pesan whatsapp dari wartawan tidak digubris alias hanya dibaca saja. JP pun akhirnya mendatangi RSUD Waled pada Senin (20/8/2018) siang guna mendapatkan jawaban yang akurat. Namun lagi-lagi, pihak RSUD seperti enggan memberikan klarifikasi.
“Pak, mau konfirmasi ada waktu sebentar tdak,” tanya wartawan. “Mau rapat mas sayanya,” jawab Soleh Bastaman selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) sejumlah proyek di RSUD Waled sambil buru-buru pergi menghindar. Saat itu wartawan JP bertemu dengan Soleh di depan resepsionis lantai 4 setelah jam istirahat.
Soleh sendiri merupakan pejabat di RSUD Waled selaku Kabag Kesekertariatan yang diberi tanggung jawab tambahan cukup berat oleh pihak manajemen. Di 2018 yang tinggal beberapa bulan lagi, Ia kembali ditunjuk menjadi PPK untuk dua proyek besar yakni pembangunan ruangan ibu dan anak sebesar Rp 9 miliar dan pembangunan ruang rawat inap untuk kelas tiga sebesar Rp 29 miliar.
Apakah dua proyek besar di tahun 2018 ini akan akan kembali molor dan telat dioperasikan seperti Gedung IGD tahun 2017 yang kini menjadi temuan BPK RI? Mari kita lihat dan pantau bersama di sisa waktu yang mepet ini. (crd/jay)