Home » Cirebon » KKN Mahasiswa UPI & UNES,Basmi Buta Aksara Di Desa Tawangsari

KKN Mahasiswa UPI & UNES,Basmi Buta Aksara Di Desa Tawangsari

CIREBON – Salah satu desa di wilayah terpencil yakni Desa Tawangsari, Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon, masih memiliki masyarakat yang buta aksara sehingga perlu adanya gerakan sadar pendidikan agar kedepan dapat meminimalisir keberadaan buta aksara di desa tersebut. Hal itu terungkap berdasarkan kajian dari mahasiswa UPI Bandung dan UNES Semarang yang sedang melaksnakan program Kuliah Kerja Nyata di desa tersebut, Jumat (3/8/2018).

Koordinaator kegiatan KKN, Candra Arif mahasiswa semester 7 jurusan Pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi UPI Bandung kepada “JP” mengatakan, sejak kedatangannya 17 Juli lalu, selama seminggu sebelum melaksanakan program KKN bersama rekan-rekannya melakukan survey kepada masyarakat untuk merancang program apa yang akan dilaksanakan selama mereka melakukan KKN di Desa Tawangsari tersebut terutama yang terkait dengan pemberdayaan masyarakat berbasis pendidikan. “Dari survey pertama kita datang kemudian kita buat program apa yang layak untuk kita lakukan, dan akhirnya kita buat ada 6 program yang dipilih,” kata Candra.

Masih dikatakan Candra, KKN antara 11 mahasiswa dari UPI Bandung dan 4 mahasiswa dari UNES Semarang yang akan beraklhir pada 27 agustus mendatang yang kebetulan memiliki program sama mengaku, awalnya harus meneyesuaikan dengan karakter masyarakat pantura yang dikenal keras. “Masyarakat yang awalnya belum bisa membaca, setelah kita datang, mereka minimalnya sudah bisa membaca surat sendiri, tanpa meminta bantuan untuk membacakan kepada orang lain,” ujarnya.

Sementara Kuwu Desa Tawangsari M. Saerofik memberikan apresiasinya kepada para mahasiswa yang sedang menjalankan KKN di Desanya tersebut. Menurutnya program dan kegiatan yang dilakukan oleh para mahasiswa merupakan gerakan awal akan dapat memberikan penyadaran kepada masyarakat sehingga diharapkan akan bisa menjadi gerakan yang menjadi kebiasaan untuk dilakukan oleh masyarakat . “Kami hanya berharap kegiatan posistif yang dilakukan oleh para mahasiswa bisa dijadikan semangat masyarakat untuk menjadi gerakan rutin kedepannya,” pungkas kuwu. (crd)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*