CIREBON – Pekerjaan peningkatan dan pelebaran jalan Tukmudal-Lurah atau jalan penghubung dua desa antara Cempaka dan Pamijahan, pekerjaannya diduga asal-asalan.
Diketahui, proyek yang dikerjakan oleh jasa kontraktor CV Anggrek Lestari pembangunan pelebaran jalan sepanjang 2.145 meter dengan menelan anggaran pemerintah sebesar 864juta tersebut pekerjaannya diduga sangat asal-asalan.
Pasalnya pantauan dilapangan pelebaran jalan tersebut yang konon menggunakan sistem Rigit Pavement atau betonisasi tidak sesuai dengan spek standar yang sudah ditentukan oleh pemerintah.
Warga sekitar, Abdul (30) mengutarakan, pekerjaan peningkatan jalan Cempaka Pamijahan ini setahunya diduga sangat asal-asalan, mengapa demikian, lanjut dia, seharusnya sebelum pengecoran itu dilakukan papan pembatas antara tanah dengan bantalan yang akan dilakukan pengecoran, tetapi praktek dilapangan ada sebagian yang dipasang papan dan adapun yang tidak.
“Kayaknya asal-asalan deh, setau saya biar hasilnya bagus dan rapih sebelum dicor itu dilapisi papan terlebih dahulu sampingnya, belum lagi ya seharusnya sebelum dicor juga biar hasil beton itu tidak amblas sebelum dilakukan beton itu lapisannya harus dilapisi plastik, tetapi ini sih tidak,” katanya, Selasa (21/11/2017).
Sementara itu, Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Cirebon Suherman menilai pejabat pembuat komitmen (PPK) kemana saja, pekerjaan pembangunan pelebaran jalan tersebut mengapa tidak diawasi, sehingga dirinya mendapat laporan bahwa adanya ketidak beresan dalam pekerjaan proyek tersebut.
“PPK itu tidak becus, kok bisa kecolongan pekerjaan jadi asal-asalan, PPK fungsi pengawasannya kemana? “kata Suherman.
Dikatakan Suherman, seharusnya PPK itu standby untuk mengawasi selama pekerjaan itu selesai.
Anger sapaan akrabnya Suherman sangat menyesalinya kalau memang terjadi kecurangan atau tidak sesuai dengan RAB maka PPK pada saat itu wajib menegurnya. “Kenapa spek yang sudah terjadi dibiarkan begitu saja, katanya tidak ada papan penyanggah, juga tidak ada lapisan plastiknya, ini jelas sudah salah, kenapa dibiarkan,” tegasnya.
Lebih lanjut disampaikan Anger, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) seharusnya lebih selektif dan memperketat jangan sampai anggaran yang sudah dikeluarkan itu besar tetapi hasil pekerjaannya asal-asalan. “Ini anggarannya besar loh, sekarang tidak sesuai dengan RAB, dinas seharusnya selektif dong,” sambungnya.
Diakhir Anger menjelaskan kalau seandainya pekerjaan Rigit Pavement atau betonisasi tidak dilakukan pelapisan plastik terlebih dahulu, maka hasilnya akan tidak maksimal. “Jelas akan ambles kalau tidak ada lapisan plastik terlebih dahulu, apalagi sekarang musim hujan,” tandas Anger, (gfr)
Maaf saya lihat di halaman ini disamping beton antara tanah beton nya ada papan sedangkan di berita nya tidak ada papan? Mungkin sebaiknya sebelum memuat berita dilihat terlebih dahulu fotonya sehingga antra penulisan dan fakta dilapangn bisa sesuai, terimakasih