Siswa SMA 10 Bandung Antusias Sambut Sang Penerang Uko
BANDUNG – Kegiatan Alumni Berbagi yang diselenggarakan SMA 10 Kota Bandung dengan menghadirkan sosok Ujang Koswara yang lebih akrab disapa Uko ini, mendapatkan sambutan yang antusias dan sangat dinantikan para siswa, guru maupun para alumni siswa SMA 10 Bandung.
Sebagai alumni angkatan tahun 1988, kedatangan Ujang Koswara ke SMA 10 Bandung kali ini dalam rangka memberikan motivasi dan pendidikan karakter kepada siswa serta berbagi ilmu dan pengalamannya selama ini. Selain berbagi ilmu dan motivasi, Uko juga melakukan pelatihan dengan tajuk Implementasi KWU : Rekayasa Listrik Dalam Bentuk Tepat Guna, LIMAR, yang diselenggarakan di SMA 10 Bandung Jl.Cikutra Bandung, Jum’at (3/11).
Didepan para siswa, kang Uko berbagi ilmu dan kisah pengalamannya yang inspiratif dalam dunia wirausaha serta memberikan pendidikan karakter agar menjadi modal penting sebagai pelaku usaha. Kang Uko selain dikenal sebagai pengusaha, Ia adalah founder Yayasan Pilar Peradaban yang konsentrasi dalam bidang energi kerakyatan. Melalui Yayasan yang Ia dirikan, berbagai produk kreatif hemat energi telah menyita banyak perhatian publik mulai dari Presiden RI Jokowi, Meņteri, Tokoh Akademis hingga Kepala Daerah.
Sudah berkeliling hampir seluruh wilayah pedalaman Indonesia, juga menghadiri berbagai kongres tingkat dunia sebagai pembicara. Hal ini tak ayal membuat para siswa yang hadir hampir memenuhi lapangan sekolah enggan beranjak dari tempat duduknya karena tertarik dengan materi yang disampaikan Kang Uko.
Kepala Sekolah SMA 10 Bandung Ade Suryaman mengatakan kehadiran Ujang Koswara dalam rangka alumni berbagi merupakan hal yang sudah lama dinantikan dan salah satu alumni kebanggaan. Sosok dan karakternya yang kuat serta memiliki mental baja dalam bidang usahanya diharapkan menginspirasi dan memotivasi murid didik SMA 10 khususnya kelas 12.
Sesuai kurikulum 2013 mata pelajaran kewirausahaan bidang rekayasa, kami juga melakukan MoU guna mendorong produk LIMAR agar dapat disebarluaskan ke seluruh wilayah Indonesia. “Saya menyambut baik kedatangan Ujang Koswara sebagai salah satu alumni kebanggaan sekolah ini, saya harap ilmu dan pengalaman yang dibagikan Kang Uko mampu diserap dan memotivasi siswa. Manakala ketika siswa lulus dari sekolah ini sudah memiliki bekal dan kemandirian,” terang Ade Suryaman.
Terkait kedatangannya di SMA 10 Bandung kali ini, Uko mengatakan bahwa sudah seharusnya menggali potensi mulai dari bangku sekolah, untuk membangun karakter dan keberanian dalam menerapkan disiplin ilmu yang bermanfaat bagi orang lain serta menggugah para siswa untuk memiliki sikap bela negara ketika kelak menjadi seorang wirausaha. “Bela negara bukan sekedar mengangkat senjata, menjadi wirausaha yang bermanfaat bagi bangsa dan negara,” ujarnya.
Namun ketika namanya santer dikaitkan dengan pencalonan dirinya sebagai Walikota Bandung, Uko dengan tegas memberikan gambaran bahwa dengan keberadaan baligho yang banyak muncul di beberapa titik papan reklame bergambar wajahnya dengan tulisan “Bukan Calon Walikota”, hanyalah bentuk kritis terhadap calon dan pemilih agar memiliki standar minimal dalam menentukan pemimpin kota Bandung. “Saya kan pasang reklame seperti itu cuma sekedar menyentil para calon dan pemilih. Kota Bandung selepas ditinggal masa kepemimpinan Ridwan Kamil, penggantinya harus standar minimal seperti Riwan Kamil, baik kinerja maupun prestasinya,” terangnya.
“Selama ini saya juga tidak mengikuti konvensi partai, meskipun tidak sedikit yang mendorong saya untuk maju mencalonkan diri, baik partai politik hingga tokoh-tokoh akademis yang ada di Bandung. Kalaupun nanti masyarakat menganggap saya layak dicalonkan sebagai calon walikota, ya gampang tinggal menambahkan kata (Bukan Calon Walikota) biasa,” ucap Uko disertai tawa kecilnya saat diwawancarai para awak media.
Selain sebagai pengusaha yang sukses dengan berbagai produk kreatifnya yang telah dirasakan di setiap pelosok nusantara, dirinya juga dikenal sebagai sosok yang religius, humoris, inspiratif, berani dan memiliki prinsip yang kuat dalam memajukan ekonomi kerakyatan, itu terlihat dari setiap produk kreatif yang ia ciptakan. “Ini adalah bentuk perlawanan terhadap kapitalisasi, melalui kreatifitas dan inovasi yang hemat energi sehingga implementasi dan manfaatnya benar-benar merata dirasakan masyarakat Indonesia,” pungkasnya. (cuy)