Home » Bekasi » Pasca Ambruk, Mendikbud Tinjau SMAN 1 Muaragembong dan Tengkok Korbannya

Pasca Ambruk, Mendikbud Tinjau SMAN 1 Muaragembong dan Tengkok Korbannya

BEKASI – Ambruknya atap kelas sekolah SMA Negeri 1 Muaragembong menyedot perhatian Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Muhadjir Effendy. Perhatian tersebut ditunjukkan Mendikbud dengan mendatangi langsung SMAN 1 Muaragembong, Kamis (02/03) pagi.

Dalam kunjungan Mendikbud bersama rombongan itu didampingi Wakapolsek Muaragembong, Iptu Rusbrata dan anggota untuk memberikan pengamanan.

Mengingat minimnya ruang kelas, Mendikbud berjanji akan segera memperbaiki dua ruang kelas yang atapnya roboh hingga melukai 28 pelajar pada, 28 Februari 2017 lusa kemarin, pada pukul 08:30, saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Dijelaskan Muhadjir, atap bangunan kelas yang roboh adalah bantuan APBN dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI di tahun 2014.

“Memang ada kesalahan konstruksi, karena dana itu kan diberikan sifatnya swakelola, jadi dibangun sendiri oleh pihak sekolah bersama komite. Dan Semestinya, dana itu ada dana pendampingan dari Pemerintah Kabupaten Bekasi. Tetapi, berdasarkan laporan dari kepala staf dan komite, dana bantuan itu tidak ada,” kata Muhadjir.

Sehingga, sambungnya, dana dari APBN itu dibuat sedemikian rupa oleh pihak sekolah bersama komite menjadi bangunan seadanya. “Akibatnya, kontruksi atapnya di bawah standar, sehingga roboh,” tuturnya. Untuk sementara, pemerintah pusat akan memberikan tenda darurat untuk Kelompok Belajar di SMAN 1 Muaragembong sebagai pengganti kelas.

“Untuk perbaikkan kita akan bangun atapnya nanti di akhir bulan April. Kalau dari konstruksi bangunan sih masih bagus, hanya atapnya saja yang ambruk,” jelasnya. Untuk menghindari terjadinya hal yang sama, nantinya Pemerintah Pusat akan menurunkan tim pendamping dari Guru dan Siswa SMK Bangunan untuk menghitung material yang dibutuhkan dalam proses perbaikkan atap bangunan SMA Negeri 1 Muaragembong yang ambruk.

“Jadi memang ada kebijakkan Kemendikbud dari akhir tahun 2016 lalu, bahwa seluruh bangunan dari Kemendikbud harus didampingi guru atau siswa SMK jurusan bangunan atau fakultas tekhnik dari perguruan tinggi yang bermitra. Semua harus ukurannya walaupun itu sifatnya swakelola, tetapi harus bisa dipertanggungjawabkan dari segi konstruksinya,” kata Muhadjir.

Selain itu, Mendikbud juga meminta Polri bila penyidikan yang dilakukan telah selesai untuk segera membuka ‘police line’ yang dipasang sejak peristiwa itu terjadi.

Sekitar satu jam meninjau ruang kelas yang roboh, Mendikbud melakukan dialog langsung dengan para pelajar dan guru-guru SMAN 1 Muaragembong dan mengunjungi siswi korban yang tertimpa reruntuhan atap kelas yang ambruk. (fjr)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*