Home » Cirebon » Cari Solusi Sampah, DLH Rangkul Warga Kepuh Besok

Cari Solusi Sampah, DLH Rangkul Warga Kepuh Besok

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Cirebon – Hermawan

CIREBON – Guna mencari solusi atas persoalan sampah di Kabupaten Cirebon yang kian hari kian menumpuk, besok (Sabtu,21/1/2017.red) Dinas Lingkungan Hidup (DLH) bersama dengan warga masyarakat Desa Kepuh Kecamatan Palimanan berencana akan berembuk kaitan dengan rencana pembukaan kembali tempat pembuangan akhir (TPA) Gunung Santri untuk sementara waktu.Pemerintah daerah melalui DLH menganggap TPA Gunung Santri satu-satunya solusi atas persoalan menumpuknya sampah saat ini. Sebab TPA Ciledug selain jaraknya yang jauh, juga karena tidak bisa lagi menampung sampah. Selain kedua TPA itu pemerintah tidak mempunyai TPA lagi, mengingat masih dalam proses pengadaan tiga TPA baru untuk wilayah barat, tengah dan timur.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Hermawan menyampaikan, saat ini Kabupaten Cirebon darurat sampah, hal ini dikarenakan jauhnya jarak tempuh ke TPA Ciledug. “Kita tidak punya TPA yang representatif, kita hanya mempunyai TPA yang ada di Ciledug itupun kondisinya sudah tidak memungkinkan. Terua masalah sampah ini kita mau buang kemana lagi sampahnya,” katanya, Jum’at (20/1/2017).

Dikatakan, jika tidak segera diatasi dalam waktu dekat ini maka persoalan sampah akan semakin rumit. Pasalnya dimana-mana sudah ada penumpukan, diantaranya di Pilang, Plered dan di hampir tiap pasar. “TPA Ciledug itu sudah ke Sungai Cisanggarung, jadi tidak bisa kita buang ke sana terus. Makanya alternatif lain ya ke TPA Gunung Santri ini,” terangnya.

Ditambahkannya, pihaknya menjanjikan akan mengakomodir keinginan warga Desa Kepuh jika mengizinkan kembali dibukanya TPA Gunung Santri. “Saya sudah koordinasi dengan Bupati, kalau warga ingin bekerja ya kami siap. Pada prinsipnya apapun yang diinginkan warga kita siap itu saja,” ungkapnya.

Kaitan dengan persoalan kompensasi yang dikeluhkan warga, lanjut Hermawan, selama ini Pemerintah Kabupaten Cirebon selalu membayar sewa ke desa. Sewa itulah bagian dari kompensasi. “Kita bayar ke desa, silahkan tanya ke kuwunya sendiri,” katanya.

Kepala Bidang Kebersihan dan Pertamanan pada Dinas tersebut, Dedi Sudarman menambahkan, ada sebanyak 4000 meter kubik sampah tiap hari yang harus diangkut. Karena jauhnya lokasi TPA membuat banyak penumpukan dimana-mana, oleh karena itu salah satu TPA yang masih bisa menampung yakni di Gunung Santri ini. “Saya hanya minta untuk sementara waktu ini saja, sambil menunggu proses pembebasan lahan. Tapi warga tetap menolak dan minta audiensi besok, ya kami ikuti aturan main warga,” tukasnya. (gfr)

One comment

  1. Mengatasi masalah sampah gampang gampang sulit ttapi sering yg dicari yg sulit2 pada hal menurut sy sangat mudah skali,bila berkenan buka di teknologi pemusnah sampah/solusi cerdas mengatasi sampah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*