BEKASI – Setelah menggelar seni budaya wayang kulit dengan dihadiri ribuan suku Jawa yang berada di Kabupaten Bekasi, juga beberapa pejabat, seperti Gubernur Jawa Tengah, Bupati Tegal, Bupati Cirebon, dan Bupati Trenggaleng, Sabtu (26/11) lalu, kini Paslon Bupati/Wakil Bupati Bekasi, Meli-Iik (Menarik) menggelar Pesta ‘Menarik’ Semalam Di Danau Toba, di Ballroom Hotel Holiday Inn, Jalan Jababeka Raya 1, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Sabtu (03/12) kemarin malam.
Kegiatan ini merupakan kegiatan kampanye yang dihadiri oleh suku Batak yang berada di Kabupaten Bekasi, sebagai massa pendukung Menarik. Ketua DPP PDI Perjuangan, Syukur Nababan mengatakan, dengan PDI Perjuangan dirinya sebagai warga perantauan ingin semuanya berkumpul, khususnya yang berada di Kabupaten Bekasi, warga Batak untuk membuat Semalam ‘Menarik’ Di Danau Toba.
“Yang kita undang artis-artis top batak seperti Trio Ambisi, Trio Family, Amigos, Rita Butar Butar, dan Panda Hutagalung dengan presenter terkenal Nico Siahaan untuk mengingat lagi pada kampung halaman kita di jaman dahulu, itu salah satunya,” ujarnya.
“Saya memiliki tanggung jawab secara ideologi dan secara kepartaian untuk memastikan bahwa setiap daerah di seluruh Indonesia mulai dari Sabang sampai Merauke, kebhinekaan itu harus dijaga, kebangsaan itu harus betul-betul kita jaga,” kata anggota DPR RI Komisi V itu.
Dijelaskan Syukur, kita ini NKRI Pancasila sudah harga mati, adalah sebuah fakta bahwa Jawa Barat ini belum clear untuk masalah kebebasan beribadah tersebut. Masih ada visi misi. Nah, tentu sesuai dengan Undang Undang otonomi daerah, khususnya di Kabupaten/Kota kan kebebasan beribadah itu lebih banyak kondisifitasnya ada di tangan Bupati/Walikota, maka harapan saya jika rakyat Kabupaten Bekasi, khususnya warga Tapanuli bersatu untuk memenangkan Meli-Iik, keinginan saya jaminan kebebasan beribadah tersebut untuk semua warga negara, apakah itu Muslim, Nasrani, Budha, Hindu itu harus sama semua,” paparnya.
Lebih lanjut Syukur mengatakan, dirinya tidak tahu pasti, berapa banyak warga Tapanuli yang berada di Kabupaten Bekasi, karena belum survei. “Tetapi saya yakin bahwa di Kabupaten Bekasi itu lebih banyak dibanding warga Batak yang berada di Kota Bekasi,” ulasnya.
Menurutnya, yang dilakukan Meli-Iik itu sangat cerdas, dan itu menunjukkan sebuah kenegarawanan. “Nah, berarti bukan hanya menjadi Ibu bagi warga Batak, tetapi juga menjadi Ibu warga Jawa, Sunda, menjadi Ibu bagi semua komunitas yang berada di Kabupaten Bekasi dan khususnya warga asli Kabupaten Bekasi, jadi yang beliau maksudkan adalah beliau bersedia menjadi Ibu bagi warga yang ada di Kabupaten Bekasi,” pungkas Syukur. (fjr)