Home » Bandung » Progres Pembangunan Bandara Kertajati Capai 16,7%

Progres Pembangunan Bandara Kertajati Capai 16,7%

Progres Pembangunan BIJB Capai 16,7%
BANDUNG – Pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Kabupaten Majalengka terus dikebut pengerjaannya. Hingga Oktober 2016 ini, pembangunan bandara yang diharapkan bisa menjadi pintu gerbang bisnis dan pariwisata Indonesia di Jawa Barat ini sudah mencapai 16,7%.

Direktur Utama PT BIJB Virda Dimas Ekaputra mengatakan saat ini pembangunan BIJB sudah masuk pada tahap pembangunan gedung utama terminal, serta bangunan pendukung lainnya. Virda menyampaikan hal tersebut dalam acara Airline Gathering di The Trans Luxury Hotel, Jl. Gatot Subroto Kota Bandung, Jumat (28/10/16).

“Terminal utama sedang dibangun, mudah-mudahan sesuai dengan rencana November 2017 konstruksi bisa selesai. Mudah-mudahan Kertajati ini bisa menjadi gerbang baru Indonesia di tatar Parahyangan dengan terminal seluas 96.000 meter persegi, bangunan tiga lantai,” kata Virda di acara Airline Gathering tersebut.

Lebih lanjut, Virda juga menjelaskan bahwa tahap pertama pembangunan BIJB ini mencakup pembangunan runway, terminal, aksesibilitas menuju bandara, serta bangunan pendukung lainnya. Semua hal tersebut kini dalam proses pembangunan. Ditargetkan BIJB akan dipenuhi sebanyak 2,7 juta penumpang pada tahun pertama operasionalnya. Sementara bandara yang akan memiliki 36 check ini counter bisa melayani penumpang hingga 5,6 juta orang.

Acara Airline Gathering ini digelar dalam rangka sosialisasi kepada para pihak terkait, terutama pihak maskapai penerbangan atau airline. Untuk itu, pada kesempatan ini ditandatangani MoU antara PT BIJB dengan Citilink, Sriwijaya Air, dan Kalstar yang akan kerjasama membuka rute penerbangan melalui bandara yang digadang-gadang akan menyamai Bandara Soekarno-Hatta.

Dengan adanya MoU tersebut Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) mengatakan bahwa Bandara Kertajati sangat dimanati oleh maskapai penerbangan. Aher menilai BIJB sangat strategis sebagai pintu gerbang bisnis dan pariwisata Indonesia di Jawa Barat. “Progres 16,7 persen ini on the track ya. Maka pada November 2017 itu 100 persen fisik sisi darat bandara bisa selesai, tentu nanti perlu di-set up komunikasi, air, dan hal lainnya terkait sarana dan prasarananya. Dan itu akan selesai mudah-mudahan pada 2018,” ungkap Aher usai acara.

Luas bandara yang rencananya akan beroperasi pada 2018 ini mencapai 1.800 hektar. Luas ini bisa berkembang hingga 3.200 hektar karena didukung oleh kawasan aerocity sebagai pendukung kawasan bandara yang bisa mengembangkan ekonomi di sekitarnya, seperti Cirebon, Indramayu, Kuningan, dan Subang.

Pemprov Jabar Akan Ubah Perda BIJB

Sementara itu, terkait pendanaan untuk pembangunan bandara Aher mengungkapkan pihaknya akan segera mengubah Perda mengenai BIJB. Aher menjelaskan bahwa Perda sebelumnya menyatakan bahwa saham Pemprov Jabar di BIJB dipatok 70%. Menurut Aher batasan kepemilikan saham tersebut membuat kaku BUMD di bawah pemerintahannya, sehingga tidak bisa memperkecil ataupun memperbesar kepemilikan saham di BIJB.

“Padahal mestinya BUMD itu jangan dipatok seperti itu dan ga ada batasan itu. Batasannya adalah BUMD itu disebut BUMD ketika menguasai saham 51 persen lebih, jadi buat saja saham terendah, sehingga nanti dengan saham terendah seperti itu – misal saham BUMD 51 persen – tapi nanti bisa 100 persen bisa juga 51 persen, tergantung kebutuhan kita. Tentu ketika kita 100 persen dari mana uangnya, sehingga harus ada pihak lain yang membiayai bersama kita,” paparnya.

Untuk itu, Pemprov Jabar pun akan segera mengubah Perda tersebut agar kepemilikan saham pemprov minimal 51% dan maksimal 100 persen. Aher mengatakan hal tersebut dilakukan berdasarkan perundang-undangan yang baru. “Dengan cara seperti ini suatu saat kita bisa 70 persen bisa 100 persen. Pada saat kita butuh permodalan dari yang lain kita bisa 51 persen. Nah, sekarang kita akan mengarah ke angka 51 persen. Jadi nanti akan ada BUMN yang masuk di angka 49 persen. Dengan cara seperti itulah pendanaan akan ketemu, uang pemprov yang masuk ke BUMD ditambah uang BUMN kan bisa 100 persen, 51 persen ditambah dengan 49 persen tadi,” pungkasnya. (jay/adv)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*