Home » Bekasi » 10 Rumah Sakit dan 5 Klinik/Bidan Di Bekasi Diduga Pakai Vaksin Palsu

10 Rumah Sakit dan 5 Klinik/Bidan Di Bekasi Diduga Pakai Vaksin Palsu

BEKASI – Beredarnya vaksin palsu di RS swasta di Kabupaten Bekasi membuat Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi panik. Plt Kepala Dinas Kesehatan, Oded Supriatna Yahya mengakui, saat ini seluruh pegawai di Dinkes sedang turun ke rumah sakit yang masuk daftar pemerina vaksin palsu.

“Masalah vaksin palsu itu yah…, Kaget juga kita, ya panik bang. Semua pegawai kita minta turun ke rumah sakit yang masuk dalam daftar Kemenkes. Dari Sekdin, Kabid-kabid, Kasie, pokoknya semua pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi. Tugas pemerintah daerah sekarang mendatangi rumah sakit swasta penerima vaksi palsu yang sudah dibeberkan Menteri Kesehatan,” katanya.

Pemerintah Daerah, kata Oded, tidak diam saja. Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi akan terus berkoordinasi dengan Kemenkes dan aparat polisi.

Namun untuk keterangan lebih lanjut, Oded sudah meminta Humas Pemkab Bekasi untuk segera megeluarkan informasi berkiatan beredarnya vaksin palsu di RS swasta di Kabupaten Bekasi.

“Saya sudah berkoordinasi dengan Humas, untuk media yang membutuhkan informasi bisa langsung ke ruangan humas. Namun untuk penanganan lebih lanjut, kami terus melakukan komunikas dengan Kemenkes, juga aparat kepolisian,” tegasnya kepada Jabar Publisher usai konferensi pers di media center humas dan protokol Kabupaten Bekasi, Jum’at (15/07).

Diketahui, sejauh ini sudah ada 10 rumah sakit swasta dan 5 Klinik dan Bidan di Kabupaten Bekasi yang memiliki vaksin palsu tersebut. Diantaranya, RS Karya Medika II Tambun, RS Permata Bekasi, RS Dr Sander, RS Annisa, RS Sentra Medika, RS Medirossa Cikarang, dan Rumah Bersalin Bidan Wiwin.

Sementara itu dikatakan Kabid P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Sri Eni, dari beberapa rumah sakit, klinik, dan bidan mendapatkan vaksin tersebut dari CV Azka Medika (Vaksin Pediacel).

“Hasil vaksin program dan non program didapat dari distributor resmi/APL, Rajawali, Merapi. Dan supervisi ke RB. Raudhatun Nadya Cikarang (Bidan Praktik Swasta Wiwin) dengan hasil vaksin program didapat dari Dinkes dengan MOU dan non program didapat dari sales freelance, alhasil ditemukan vaksin Pediacel yang meragukan. vaksin tersebut diamankan untuk tidak dipakai lagi,” pungkasnya. (fjr)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*