CIREBON – Jelang Musyawarah Daerah (Musda) ke-5 Muhamadiyah Kabupaten Cirebon, suhu panas mulai terasa di 12 Pimpinan Cabang Muhamadiyah (PCM) yang ada di wilayah tersebut. Masing-masing PCM pun sudah tampak menyiapkan sejumlah program, berikut kader-kader terbaiknya untuk diusung dalam perhelatan tersebut. Salah satunya, PCM Ciledug.
“Pelaksanaan Musda ke-5 ini bagi kami sangat penting. Sebab melalui Musda inilah akan lahir pemimpin baru yang bisa membawa Muhamadiyah Kabupaten Cirebon lebih baik. Dimana keberadaan Muhamadiyah bisa benar-benar dirasakan dan bermanfaat bagi masyarakat Kabupaten Cirebon,” ujar Sekretaris Majelis Tablig dan Kajian Islam PCM Ciledug, Adang Juhandi, kepada Jabarpublisher.com, Selasa (12/4/2016).
Ada perubahan paradigma yang diharapkan Adang. Kata dia, selama ini Muhamadiyah di Kabupaten Cirebon hanya berkutat dalam urusan pendidikan dan kesehatan. “Harapan kami, Muhamadiyah bisa lebih menyentuh pada urusan masyarakat bawah, terlebih menyangkut kehidupan dan kesejahteraannya. Seperti pemberdayaan PKL, nelayan, buruh tani dan kelompok-kelompok masyarakat kecil lainnya,” tambah Adang.
Adang kemudian menarik garis merah antara keberadaan aset pendidikan dan kesehatan Muhamadiyah Kabupaten Cirebon dengan kehidupan masyarakat bawah. “Aset di bidang pendidikan dan kesehatan Muhamadiyah di Kabupaten Cirebon banyak. Ini jelas ada korelasinya dengan upaya perubahan kehidupan atau pemberdayaan masyarakat bawah,” ucapnya.
Adang lalu memaparkan argumennya terkait perlunya pembangunan kehidupan (kesejahteraan) masyarakat dilakukan. Kata dia, jika masalah tersebut bisa terlaksana dengan baik, maka upaya Muhamadiyah untuk menangkal semua bentuk pemecah belah keutuhan NKRI akan mudah dilakukan. Seperti faham radikalisme atau aliran keras, terorisme, dan aliran sesat.
“Dari contoh kasus, kebanyakan orang mudah goyah keimanan dan mudah dimasuki oleh faham radikalisme serta aliran sesat salah satunya karena faktor ekonomi,” tandasnya. (bay)