KARWAWANG – Kota Lumbung Padi Karawang seolah tersentak dengan beredarnya foto mesum anak dibawah umur yang sedang ‘ngamer’ bersama pacarnya di sebuah hotel, Kamis (3/3). Pemberitaan yang awalnya mencuat di media online ini mendapat perhatian serius dari berbagai pihak, tak terkecuali dari Pemerihati Anak H. Mahar Kurnia.
Saat diwawancarai Jabar Publisher, Kang Mahar begitu dia akrab disapa menuturkan keprihatinan yang mendalam. “Ini bukti bahwa peran orang tua dan guru di sekolah yang semakin menurun . Dampak negatif terhadap anak ini perlu disikapi bijak dan kritis. Peranan orang tua saat ini dibutuhkan untuk memonitor kegiatan apa saja yang dilakukan anak-anaknya di sekolah dan di luar sekolah,” ungkapnya saat ditemui JP usai acara temu yatim di markasnya, Komplek Sari Indah Permai, Palumbonsari Lamaran, Karawang.
Pria yang memiliki ratusan anak asuh ini menjelaskan, pengawasan terhadap anak jangan sepenuhnya dibebankan kepada guru di sekolah, karena kemampuan dan daya jangkau pengawasan guru sendiri terbatas. Begitu pula peranan guru di sekolah, dalam mendidik anak/siswa tak cukup hanya dengan mata pelajaran semata. “Guru di sekolah juga bisa menambahkan kegiatan positif seperti belajar kelompok dan ekstrakulikuler dengan pengwasan yang baik tentunya. Dengan terisinya waktu luang anak oleh kegiatan positif, maka celah bagi anak untuk berbuat negatif pun bisa diminimalisir,” tandasnya.
Tak hanya itu, H. Mahar juga mengkritisi peran pemerintah daerah (Pemkab Karawang), yang kini sedang menggarap Perda tentang Kota Ramah Anak. Mereka harus pro aktif menangani kasus ini. Beredarnya foto mesra dibawah umur ini adalah tamparan keras bagi pemerintah. Bagaimana tidak, moral anak dibawah umur di Kota Pangkal Perjuangan ini semakin lama semakin memprihatinkan,” kritiknya.
Dari pantauannya di lapangan, Mahar dan timnya kerap kali menemukan anak yang sedang mabuk dengan lotion anti nyamuk, bahkan dengan menghirup lem (nge~lem). “Kasus asusila yang dilakukan oleh orang-orang terdekat ini merupakan PR besar pemerintah daerah dibawah kendali pemerintahan Cellica – Jimmy. Bagaimana program pemerintah bisa menyerap sampai bawah terkait pembinaann akhlak, bagaimana inovasi ruang bermain yang layak dan bagaimana pengawasan terhadap pengaruh tontonan serta pergaulan bebas. Semua ini sejatinya bisa diawasi dengan ketat,” tegasnya.
Di akhir wawancara, Ia mengimbau agar masyarakat jangan terlena dengan kemajuan Karawang yang makin pesat dengan menumbuhkan budaya individualisme, konsumerisme dan faham-faham negatif lainnya. “Wujud nyatanya bisa dengan menegur dan memberi pengarahan ketika menemukan anak remaja yang sedang berpacaran di tempat sepi. Kasus semnacam ini tidak boleh terulang, semua pihak harus pro aktif, karena Karawang ingin menjadi kota ramah anak,” pungkas pengusaha Karawang yang memiliki sejumlah sektor bisnis ini. (jay)