CIREBON – Wabah difteri serang Cirebon. Tercatat, saat ini ada 17 orang terinveksi yang dirawat di RSUD Gunungjati, 4 orang lainnya meninggal dunia. Terakhir, korban meninggal dunia yang dirawat di RSUD Gunung Jati bernama Burhanudin (15), asal Blok Loji, Desa/Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka, Sabtu (6/2/2016) pagi.
Direktur RSUD Gunung Jati Cirebon drg Heru Purwanto MARS mengatakan, berdasarkan data yang ada di RSUD Guning Jati, jumlah pasien difteri terus bertambah. Dan penambahannya itu, terjadi sangat signifikan. Dari semula yang hanya 8 orang anak usia di bawah 14 tahun kini bertambah menjadi 17 orang terinveksi. Dari jumlah itu, 4 orang diantaranya meninggal dunia.
“Terbaru, pasien yang meninggal dunia bernama Burhanudin (15). Sebelumnya, tiga pasien yang meninggal dunia adalah warga Desa Sumpih, Kec Susukan Lebak, Kab Cirebon. “Saat ini ada empat orang pasien yang masih diisolasi di ruang anak RSUD Gunung Jati. Ini sudah menjadi wabah. Pertambahannya cukup cepat,” ujarnya.
Dikatakan dia, penyebaran difteri sangat cepat. Hal ini dikarenakan penularannya dilakukan melalui udara. “Burhanudin dirawat di RSUD Gunung Jati bersama 3 anggota keluarga lainnya, yakni Nunu (17), Aji (20), dan Kamin (60). Ketiganya yang di Majalengka tinggal satu rumah itu kini menempati ruang isolasi dengan pengawasan yang ketat,” katanya.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Cirebon, Mohammad Sofyan, mengatakan, penyakit ini begitu cepat menular. Di Kabupaten Cirebon sendiri, kata dia, jumlah yang terserang difteri sebanyak 11 orang. Delapan orang dari Desa Sampih dan meninggal 3 orang, kemudian 3 orang warga Desa Luwung.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P), Dinkes Kabupaten Cirebon, Neneng Khasanah mengungkapkan, penularan difteri dapat terjadi melalui kontak langsung maupun berdialog dengan penderita. Akan tetapi, tergantung dari kondisi badan. Bila daya tahan tubuh kuat, tidak akan tertular, begitu pun sebaliknya.
“Ciri penderita difteri, diantaranya suhu panas mencapai 37-38 derajat celcius, sakit ketika menelan makanan, kemudian pembesaran pada leher dan bila sudah parah, ada membran di sekitar mulut berwarna abu-abu yang dapat mengeluarkan racun. Sehingga akan mengkontaminasi makanan yang terbawa dan masuk ke perut. Sehingga, membuat organ tubuh lain, seperti hati. Apabila tidak segera ditangani, bisa mengakibatkan kematian,” jelasnya. (bay)