JAKARTA – Ternyata, ini bukan kali pertama Dita Aditya (28), dibogem oleh anggota Fraksi PDIP DPR, Masinton Pasaribu. Sebelumnya, staf ahli yang juga kader Partai Nasdem ini pernah menerima perlakuan serupa.
“Dulu pernah dipukul oleh Masinton pada tanggal 17 November 2015. Kala itu, Dita enggan keluar dari DPR karena dijanjikan pekerjaan oleh Masinton,” ujar Pendiri LBH APIK, Nursyahbani Katjasungkana, di LBH APIK, Jakarta Timur, Senin (1/2).
Saat itu, lanjut dia, Masinton juga berjanji untuk tidak mengulanginya lagi. Di sisi lain, Nursyahbani mengatakan, tipe kontrol yang dilakukan Masinton terhadap Dita juga memperlihatkan sisi posesif sang politikus terhadap anak buahnya.
“Tipikal orang yang mau kontrol segala hal dan istilah aspri timbulkan pemahaman kepemilikan sehingga posesif,” jelasnya.
Dalam kaitannya ini, dia juga menepis adanya hubungan khusus antara staf DPR, Dita dan politikus PDIP, Masinton Pasaribu. Motif pemukulan, kata dia gara-gara Masinton tidak mau rahasia pekerjaannya bocor ke pihak lain.
“Enggak ada hubungan khusus. Itu Masinton Pasaribu yang katakan, nanti rahasia-rahasia gue (saya) lo (kamu) ceritakan,” kata Nursyahbani mengulang cerita Dita di
Ketika menjawab telepon Masinton, Dita mengaku tak membahas pekerjaan, termasuk alasan mabuk yang sebagaimana diceritakan Masinton. Dia menduga pemukulan tersebut terjadi karena Masinton bersikap posesif terhadap anak buahnya.
“Dia enggak mabuk. Dan buktinya dia cukup sadar ketika melakukan laporan ke polisi,” katanya.(bay)